Dilihat-Lihat Dulu Emasnya, Kak! Harga Turun Nih...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 May 2022 07:45
Toko Emas Cikini Gold Center, Cikini, Jakarta Pusat (21/6/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Toko Emas Cikini Gold Center, Cikini, Jakarta Pusat (21/6/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Kenaikan suku bunga acuan akan membuat aset-aset berbasis dolar AS, terutama instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi, menjadi 'seksi'. Oleh karena itu, nilai tukar mata uang Negeri Paman Sam pun terapresiasi karena tingginya permintaan.

Kemarin, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) ditutup di 103,604. Ini adalah yang tertinggi sejak 2002.

Emas dan dolar AS punya hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS menguat, harga emas malah tertekan.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Jadi ketika dolar AS terapresiasi, emas akan lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti.

Selain itu, penguatan dolar AS juga ikut mengerek imbal hasil (yield) obligasi. Ini membuat opportunity cost memegang emas jadi lebih mahal, karena emas adalah aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset).

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular