Dilihat-Lihat Dulu Emasnya, Kak! Harga Turun Nih...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 May 2022 07:45
Toko Emas Cikini Gold Center, Cikini, Jakarta Pusat (21/6/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Toko Emas Cikini Gold Center, Cikini, Jakarta Pusat (21/6/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia turun tipis pada perdagangan pagi hari ini. Kemarin, harga sang logam mulia malah ditutup turun cukup tajam.

Pada Selasa (3/5/2022) pukul 06:17 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.862,22/troy ons. Turun 0,03% dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Koreksi ini seakan membuat harga emas sulut lepas dari nasib sial. Kemarin, harga aset ini ditutup ambles 1,77%.

Harga emas kian tertekan seiring makin dekatnya pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed. Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega dijadwalkan menggelar rapat Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) pada pekan ini, di mana hasilnya diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Mengutip CME FedWatch, pasar 'bertaruh' suku bunga acuan akan dinaikkan 50 basis poin (bps) menjadi 0,75-1%. Kemungkinannya mencapai 99,3%.

fedSumber: CME FedWatch

Halaman Selanjutnya --> Dolar AS Berjaya

Kenaikan suku bunga acuan akan membuat aset-aset berbasis dolar AS, terutama instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi, menjadi 'seksi'. Oleh karena itu, nilai tukar mata uang Negeri Paman Sam pun terapresiasi karena tingginya permintaan.

Kemarin, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) ditutup di 103,604. Ini adalah yang tertinggi sejak 2002.

Emas dan dolar AS punya hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS menguat, harga emas malah tertekan.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Jadi ketika dolar AS terapresiasi, emas akan lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti.

Selain itu, penguatan dolar AS juga ikut mengerek imbal hasil (yield) obligasi. Ini membuat opportunity cost memegang emas jadi lebih mahal, karena emas adalah aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset).

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular