
Harga Perak Turun 8 Hari Beruntun, Masih Pegang atau Jual?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia kembali turun pada perdagangan awal bulan hari ini. Ini jadi delapan hari beruntun aset safe heaven tersebut melemah.
Pada Senin (2/5/2022) pukul 17.25 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 22,67/ons, turun 0,31% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
Sebelumnya, harga perak dunia merosot 6,47% sepanjang bulan April. Meskipun ada ketidakpastian ekonomi akibat eskalasi geopolitik Rusia-Ukraina, namun tekanan dari kenaikan suku bunga lebih besar.
Laju harga perak dibebani oleh ekspektasi kenaikan suku bunga agresif oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang mendorong dollar index melonjak 5,38% ptp, tertinggi sejak 2002. Begitu juga imbal hasil alias yield surat utang pemerintah AS melonjak ke 2,82%, tertinggi sejak Desember 2018.
Apresiasi dolar AS adalah sentimen negatif bagi harga perak. Sebab, perak adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat dolar AS menguat, maka perak jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan perak turun, harga pun terkoreksi.
Kenaikan yield juga sejatinya merupakan kabar buruk buat perak. Pasalnya, perak adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Saat memegang perak, opportunity cost naik dibandingkan dengan memiliki obligasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omicron Masih Jadi Momok, Harga Perak Naik