
Kalau Baca Ini, Harga Pertalite Mungkin Tak Perlu Naik...

Selain itu, ada pula pandangan bahwa permintaan akan berkurang karena kebijakan karantina wilayah (lockdown) di China untuk meredam pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Padahal China adalah importir minyak nomor satu dunia, sehingga sangat mampu mempengaruhi harga.
Berdasarkan survei Reuters yang melibatkan 34 ekonom dan analis pada April, rata-rata harga minyak brent tahun ini diperkirakan US$ 100,16/barel. Turun dibandingkan dengan survei bulan sebelumnya yaitu US$ 103,07/barel.
![]() |
"Covid-19 belum selesai, terutama di China, yang sangat mungkin menekan permintaan. Kami tidak yakin harga minyak akan melonjak dalam waktu dekat, karena situasi yang sangat tidak pasti," sebut Julius Baer, Analis Norbert Rucker, seperti dikutip dari Reuters.
Di Indonesia, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax per 1 April karena tingginya harga minyak dunia. Pemerintah juga membuka ruang untuk menaikkan harga BBM jenis Pertalite dan Elpiji ukuran tabung 3 kg karena kenaikan harga minyak.
Namun dengan harga minyak yang kini lebih terkendali, ditambah dengan nilai tukar rupiah yang relatif stabil, biaya impor BBM bisa ditekan. Apakah perkembangan ini akan membuat pemerintah mengurungkan niat untuk menaikkan harga Pertalite? Kita lihat saja nanti...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]