
Dampak Perang Rusia-Ukraina Mulai Terasa, TPIA Merugi

Jakarta, CNBC Indonesia - Laba bersih PT Chandra Asri Petrochemicals Tbk (TPIA) berbalik menjadi rugi pada kuartal I-2022.
Sebenarnya dari sisi top line atau pendapatan, TPIA masih mampu mencatatkan pertumbuhan revenue sebesar 13% secara tahunan menjadi US$ 678 juta dari US$ 598 juta seiring dengan kenaikan harga produk petrokimia.
Namun di saat yang sama, beban biaya yang dikeluarkan oleh TPIA juga bengkak. Total beban pokok pendapatan TPIA naik dari US$ 451 juta menjadi US$ 653 juta pada kuartal I-2022, atau membengkak 44,8% secara tahunan (year on year/yoy).
Hal ini pun membuat laba kotor TPIA tergerus menjadi US$ 25 juta pada akhir Maret 2022 dari sebelumnya US$ 148 juta periode yang sama tahun sebelumnya atau turun 83% yoy.
Kenaikan beban pokok pendapatan terjadi seiring dengan meningkatnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku dengan peningkatan sebesar 48% yoy dan memiliki kontribusi sebesar 84% dari beban pokok pendapatan.
Perlu diketahui, sebagai perusahaan petrokimia, TPIA menggunakan bahan baku berupa minyak. Adanya konflik antara Rusia dan Ukraina serta menipisnya pasokan minyak mentah global akibat Covid-19 telah membuat harga minyak mentah naik signifikan.
Faktor inilah yang menggerus marjin laba kotor TPIA yang pada kuartal I-2021 mencapai 24,75% menjadi 3,69%.
Mengacu pada data perseroan, TPIA mencatatkan penurunan produksi dan penjualan petrokimia pada kuartal I-2022. Hingga akhir Maret 2022, total produksi petrokimia turun menjadi 896 kiloton dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 928 kiloton.
Sementara penjualan produk petrokimia juga turun menjadi 528 kiloton dari sebelumnya yang mencapai 539 kiloton.
Kemudian dari sisi operasional, beban penjualan serta beban umum dan administrasi TPIA juga bengkak dari US$ 25,48 juta menjadi US$ 27,78 juta.
Meskipun ada penurunan beban keuangan dari US$ 19,3 juta menjadi US$ 16,4 juta tetapi laba bersih atribusian kepada pemilik entitas induk anjlok dari laba US$ 84,4 juta pada kuartal I-2021 menjadi US$ 11,80 juta pada kuartal I-2022.
Pada perdagangan terakhir jelang libur lebaran 2022 tepatnya kemarin (28/4/2022), harga saham perusahaan milik salah satu orang terkaya di RI ini (Prajogo Pangestu) terpantau melemah 1,5% dan ditutup di Rp 10.050/unit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rugi Investasi Bodong Rp139 T, Setara Bangun 12.600 Sekolah