
Meroket 184% Meski Kena UMA, Saham BSML Calon Disuspensi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten pelayanan pengangkutan laut dan penyediaan jasa logistik PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) melonjak lebih dari 22% pada penutupan Rabu (27/4/2022).
Saham BSML kembali melesat tinggi, kendati pihak bursa telah memasukkan saham tersebut ke dalam kategori peningkatan harga saham di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA) pada Jumat pekan lalu (22/4).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham BSML ditutup melejit 22,79% ke Rp 1.805/unit dengan nilai transaksi Rp 45,94 miliar dan volume perdagangan 27,58 juta saham.
Dengan ini, dalam sepekan saham BSML sudah terkerek naik 36,23% dan dalam sebulan terbang 184,25%.
Pada Jumat minggu lalu, harga saham BSML juga tiba-tiba melambung 19,01%.
Menanggapi informasi UMA dari bursa, pada Selasa kemarin (26/4), manajemen BSML menjelaskan, hingga saat ini perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek Perseroan selain dari Keterbukaan Informasi yang telah disampaikan Perseroan kepada Publik.
"Perseroan tidak mengetahui terjadinya perubahan/pergerakan transaksi saham yang terjadi di pasar, karena hal tersebut merupakan murni mekanisme pasar," jelas manajemen BSML, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (27/4).
Selain itu, kata pihak BSML, tidak ada informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material yang dapat mempengaruhi harga efek Perseroan serta kegiatan dan kelangsungan usaha perseroan yang belum diungkapkan ke publik.
Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham BSML tersebut, Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut.
Oleh karena itu, BEI mengimbau, para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja Perusahaan Tercatat dan keterbukaan informasinya.
Selain itu, kata bursa, investor juga perlu mengkaji kembali rencana corporate action Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Peringatan UMA dari bursa tidak jarang menjadi alarm awal pemberlakuan suspensi (penghentian sementara) perdagangan suatu saham.
Teranyar terjadi kepada saham emiten karoseri truk yakni PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE) yang tetap melesat 11,98% pada Selasa pekan lalu (19/4), pasca-mendapat informasi UMA dari BEI pada Senin sebelumnya (18/4).
Setelah melanjutkan kenaikan signifikan hingga Rabu (20/4), akhirnya pihak BEI 'menggembok' saham HOPE pada Kamis (21/4).
Kemudian, sejak suspensi kembali dibuka pada Jumat (22/4), saham HOPE malah anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) selama 4 hari beruntun hingga Rabu hari ini (27/4).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meroket Ratusan Persen, BEI Gembok Saham BSML