
Pandu Sjahrir Ketemu Elon Musk, Kode Keras Buat Electrum?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertemuan antara pejabat publik serta pebisnis RI dengan orang paling kaya di dunia dan pemilik mobil listrik Tesla, Elon Musk, di Austin, Texas, Amerika Serikat (AS) pada pertengahan April ini mendapat sorotan banyak pihak.
Rombongan RI ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Marves) dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (LBP).
Bersama LBP sejumlah pebisnis Indonesia yang tersohor seperti Pandu Sjahrir dan juga Anindya Bakrie juga ikut dalam lawatan tersebut.
Bahkan Pandu Sjahrir sampai mengunggah langsung pertemuan tersebut di akun media sosial instagramnya.
"Hari yang sangat beruntung buat saya bisa bertemu dengan Elon Musk di Austin, Texas," tulis Pandu dalam caption foto yang belum lama diunggah.
"Kami satu delegasi dipimpin pak @luhut.pandjaitan berbicara mengenai electric vehicle, renewable energy dan juga mengenai B20. Elon sangat semangat membicarakan Indonesia dan kemajuan industri Nickel dan Electric vehicle Di Indonesia. Semoga dengan pertemuan ini bisa membawa lebih banyak lagi investasi high technology ke Indonesia dan Indonesia bisa menjadi bagian penting dari supply chain Global Electric Vehicle industry," sambung Pandu.
Sebagaimana diketahui, Pandu selaku Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Tbk (TOBA) juga sedang mempersiapkan ekspansi bisnis di bidang kendaraan listrik.
Sebelumnya, TBS Energi bersama dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sudah membentuk perusahaan patungan bernama Electrum untuk mengembangkan bisnis kendaraan listrik roda dua. Di perusahaan joint venture ini, Pandu menjabat Direktur Utama Electrum. Electrum sudah memiliki rencana membangun manufaktur motor listrik, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, dan pembiayaan untuk memiliki kendaraan listrik. Akhirnya, selaras pula dengan targetnya pada 2030, semua armada Gojek, platform on-demand milik GOTO, akan bertransisi di antaranya menggunakan kendaraan listrik dengan dukungan ekosistem electric vehicle (EV) yang dikembangkan ini.
Merespons kabar ini di pasar, data BEI menunjukkan saham TBS Energi dengan kode TOBA ditutup naik 3,90% di Rp 1.065/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 8,57 triliun di sesi I, Rabu (27/4/2022). Sementara saham GOTO bergerak ke bawah dengan range Rp 290-310/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 343 triliun.
Kendati menurun, saham GOTO sudah dibeli investor asing sebesar Rp 807,65 miliar sejak perusahaan mencatatkan saham perdana (IPO) di BEI pada 11 April lalu, yang mencerminkan demand investor luar negeri atas saham induk Gojek, Tokopedia, dan Gopay ini.
Sebelum bertemu dengan Elon Musk sang bos Tesla Inc, Electrum sudah berkomitmen untuk memperkuat sinergi bisnis melalui kemitraan bersama Pertamina, Gogoro, hingga Gesits untuk terus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
"Lewat sinergi erat bersama BUMN dan swasta, kami percaya adopsi bisa terakselerasi. Tidak hanya mendorong penggunaan, kami di Electrum memastikan infrastruktur bisa tersedia dengan baik sehingga masyarakat tidak ragu memanfaatkannya," kata Pandu, dalam siaran persnya, 22 Februari lalu.
Prospek kendaraan listrik dinilai sangatlah cerah di masa depan. Hal ini tak lepas dari tuntutan untuk terus beralih dari sumber energi fosil yang kotor ke energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Bukan hanya untuk lingkungan semata, bahkan para mitra, berdasarkan hasil uji coba komersial tahap satu motor listrik oleh Gojek bersama Electrum dan Pertamina terungkap bahwa pemanfaatan motor listrik dapat diterima dengan baik oleh mitra driver dan konsumen.
Di sisi mitra driver, mereka bisa menghemat biaya operasional hingga 30% atau mencapai Rp500 ribu sampai dengan Rp700 ribu dalam sebulan. Lebih dari itu, mitra driver dan konsumen juga merasa motor listrik lebih nyaman karena memiliki tarikan yang lebih halus dan tanpa suara bila dibandingkan dengan motor berbahan bakar minyak.
Salah satu komponen penting dalam manufaktur kendaraan listrik adalah baterainya. Untuk membuat baterai listrik, komponen logam yang dibutuhkan adalah nikel.
Indonesia juga merupakan produsen nikel terbesar di dunia dan produksinya di tahun 2021 diestimasikan mencapai 1 juta ton. Melihat prospek yang menjanjikan ini, banyak pebisnis yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan industri masa depan yang satu ini.
Dari sisi regulasi, pemerintah juga terus mendorong hilirisasi industri agar nikel yang dimiliki bisa memberikan nilai tambah dan tidak hanya dijual sebagai bahan mentah atau raw material. Masuknya Gojek lewat Electrum ke dalam bisnis ekosistem kendaraan listrik semakin memperkuat posisi Gojek dan GoTo sebagai holding di berbagai ekosistem bisnis futuristik. Hal ini tentu saja menjadi salah satu katalis positif tidak hanya untuk prospek bisnis tetapi juga harga saham GoTo secara jangka panjang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aturan MVS dari OJK, Langkah Tepat Dorong Unicorn IPO di RI
