Duh! Laba Bersih Intiland Anjlok 84% Pada 2021
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatat nilai laba bersih yang diperoleh perusahaan sepanjang 2021 turun dibanding posisi 2020. Laba bersih DILD sepanjang 2021 mencapai Rp 12,2 miliar, anjlok sekitar 84% dibanding perolehan 2020 yakni Rp 76,8 miliar.
Dalam keterangan tertulisnya, perusahaan menyebut pendapatan usaha DILD dari pengembangan kawasan industri melonjak signifikan yaitu 1.285% dari Rp 36,7 miliar pada 2020 menjadi Rp 508,6 miliar pada 2021.
Pendapatan usaha dari segmen kawasan industri naik signifikan terutama disebabkan adanya penjualan lahan industri di Batang Industrial Park dan produk pergudangan Aeropolis Techno Park.
Segmen lain yang mengalami peningkatan adalah pengembangan perumahan sebesar 59% dari Rp 432,8 miliar menjadi Rp 688,3 miliar.
Akan tetapi, pendapatan dari segmen mixed use & high rise turun 58% dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 772,4 miliar. Secara total, Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 2,63 triliun.
"Penurunan di segmen pengembangan mixed use & high rise dikarenakan pada 2020 sudah terdapat pengakuan penjualan yang cukup besar dari kondominium Graha Golf, The Rosebay dan Spazio Tower yang sudah serah terima ke pembeli," kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, Rabu (27/4/2022).
Archied menilai kondisi sektor properti secara umum belum terlalu kondusif sepanjang 2021.
Sejumlah insentif kebijakan yang diluncurkan pemerintah ke sektor properti berhasil mendorong peningkatan penjualan terutama di sektor perumahan, namun belum sepenuhnya memberikan imbas di semua segmen pengembangan properti terutama penjualan apartemen.
"Segmen perumahan terbukti paling besar mendapatkan manfaat dari berbagai insentif yang diluncurkan. Namun untuk produk properti high-rise seperti apartemen, pengaruhnya belum signifikan dan tidak serta merta mendorong pembelian maupun investasi," ujarnya.
Sepanjang 2021, DILD juga mencatat kontribusi pengembangan atau development income terhadap total pendapatan usaha perseroan mencapai 75% atau Rp 1,97 triliun. Sisanya berasal dari pendapatan berkelanjutan atau recurring income sebesar Rp 659,3 miliar.
Archied menjelaskan tahun ini merupakan momentum bagi Perseroan untuk pemulihan kinerja usaha. Sejumlah upaya strategis disiapkan untuk mengantisipasi membaiknya kondisi pasar properti dan kembali tumbuhnya minat beli dan investasi masyarakat.
"Fokus utama Perseroan tahun ini adalah meningkatkan penjualan, khususnya dari produk inventori atau stok unit di sejumlah proyek perumahan dan apartemen. Perseroan juga terus memperkuat penetrasi penjualan lahan industri," ujarnya.
Perseroan juga mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure sekitar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk penyelesaian konstruksi beberapa proyek yang sedang berjalan.
Kemudian, DILD menjajaki peluang-peluang kerja sama pengembangan proyek, baik secara langsung maupun dengan menggandeng mitra strategis.
(vap/vap)