Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Saham BBRI Diramal Rp5.500
Jakarta, CNBC Indonesia -Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Selasa (26/4/2022) berhasil ditutup menguat Rp 100 (2,07%) ke Rp 4.940. Level tersebut merupakan tertinggi sepanjang sejarahnya alias all time high (ATH).
Harga saham BBRI sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp 4.980 dan terendah Rp 4.830, sebelum akhirnya ditutup Rp 4.940.
Kenaikan harga saham BBRI sampai mencetak level all time high tidak terlepas dari keberhasilan BBRI mencetak laba bersih secara konsolidasi senilai Rp 12,22 triliun pada kuartal I-2022.
Laba bersih BBRI naik tajam 78,13% jika dibandingkan dengan kuartal I-2021 yang hanya Rp 6,86 triliun.
Kondisi tersebut mendorong investor, khususnya asing doyan memborong saham BBRI. Sejak awal tahun investor asing tercatat melakukan net buy senilai Rp 11,78 triliun di seluruh pasar untuk saham BBRI.
Melihat hal tersebut, Analis Mirae Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji optimis saham BBRI bisa tembus Rp5.500.
"Secara teknikal ini Rp 5.500 tidak beda jauh dengan riset fundamental kami Rp5.450 untuk target pricenya. Kalo saya sendiri sudah menetapkan di Rp 5.500," ungkap Nafan.
Hal tersebut lanjut Nafan didukung oleh kondisi pertumbuhan ekonomi yang turut mendorong kinerja kredit perbankan secara umum.
Hal serupa juga sempat dilontarkan Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang yang mengatakan, penguatan saham BBRI tidak lepas dari kinerjanya yang semakin baik, pasca pandemic covid 19.
Sehingga, tak heran, saham BBRI bisa menguat cukup kencang. Iapun berani mematok saham BBRI bisa tembus Rp5.500 dalam waktu 12 bulan kedepan.
"Saya memprediksi saham BBRI bisa ke Rp5.500 dalam 12 bulan kedepan," ujar Edwin dilain kesempatan.
Seperti diketahui, perolehan laba BBRI ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 7,43% yang kebanyakan disalurkan ke segmen UMKM dengan kontribusi mencapai hampir 84%.
Sementara itu dari sisi liabilitas, Dana Pihak Ketiga (DPK) BBRI juga mencatatkan pertumbuhan yangin linedengan pertumbuhan kreditnya
DPK bank pelat merah yang satu ini naik 7,39% di kuartal I-2022. Komposisi CASA BBRI tercatat mencapai 63,6% per Maret 2022.
Dari sisi profitabilitas, NIM BBRI tercatat berada di 6,85%. Rasio kredit macet sedikit meningkat menjadi 3,15%.
Tahun ini pelaku pasar menantikan bukti nyata dari transformasi BBRI setelah mengakui Pegadaian dan PNM. Adanya sinergi dari konsolidasi bisnis ini diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit BBRI.
Di sisi lain, BBRI juga tengah menyiapkan anak usahanya yaitu Bank Raya (AGRO) untuk dirombak model bisnisnya menjadi hybrid bank atau setengah bank digital yang bakal menggarap segmen gigs economy.
(dpu/dpu)