Daftar Emiten yang Keok Gegara Larangan Ekspor Minyak Goreng

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
Selasa, 26/04/2022 13:48 WIB
Foto: Penjualan minyak goreng di Alfamart di kawasan Ciomas (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng berdampak negatif terhadap perusahaan terkait.

Larangan ini mulai berlaku pada 28 April mendatang. Akan tetapi, dampak negatif sudah dirasakan perusahaan produsen CPO sejak kini.

Emiten-emiten berikut terkena sentimen negatif akibat kebijakan pemerintah tersebut, yang berdampak pada turunnya harga saham. Mereka adalah:


1. Astra Agro Lestari (AALI)
2. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS)
3. Cisadane Sawit Raya (CSRA)
4. PP London Sumatra Indonesia (LSIP)
5. Gozco Plantations (GZCO)
6. Eagle High Plantations (BWPT)
7. Dharma Satya Nusantara (DSNG)
8. Provident Agro (PALM)
9. Triputra Agro Persada (TAPG)
10. Bakrie Sumatera Plantations (UNSP)
11. Austindo Nusantara Jaya (ANJT)
12. Tunas Baru Lampung (TBLA)
13. SMART (SMAR)
14. Jaya Agra Wattie (JAWA)
15. Sampoerna Agro (SGRO)

Kebijakan larangan ekspor ini diambil menyusul polemik kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng di pasar domestik yang terindikasi adanya aktivitas mafia.

Kejaksaan Agung (Kejagung) baru-baru ini menetapkan sejumlah tersangka terkait kasus ekspor minyak goreng. Mereka adalah pihak yang menyebabkan kelangkaan minyak goreng di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Miris, pihak yang membuat banyak masyarakat susah ternyata adalah pemerintah yang tak lain Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana (IWW) yang ditetapkan menjadi salah satu tersangka.

Selain IWW, Kejagung juga menetapkan tiga orang tersangka lainnya dalam kasus itu, yaitu Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia MPT, Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau Group (PHG) SM, dan General Manager di Bagian General Affair PT Musim Mas PTS. Seluruh tersangka telah ditahan oleh Kejagung.


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi