Modal Melimpah, BNI Tegaskan Batal Gelar Rights Issue di 2022

Market - Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
26 April 2022 13:01
BNI Foto: Dok BNI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) batal melakukan aksi penambahan modal melalui penerbitan saham baru (rights issue) pada 2022 ini. Pembatalan dilakukan karena BNI merasa masih memiliki modal cukup untuk melakukan ekspansi bisnis.

Per akhir Maret 2022, rasio kecukupan modal inti BNI ada pada posisi 17,3%. Nilai ini lebih tinggi dibanding posisi setahun lalu yakni 16,82%, dan sudah di atas ketentuan yang ditetapkan regulator.

Kemudian, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum BBNI ada pada posisi 19,29% atau naik dibanding setahun lalu yakni 18,07%. 

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan BNI melihat pertumbuhan ekonomi tahun ini yang jauh lebih baik dibanding 2021, dan pihaknya bisa akomodir dengan pertumbuhan kredit dan CAR yang cukup meng-absorb.

"Dengan kondisi permodalan yang sudah cukup baik dan mampu antisipasi pertumbuhan, kami tak akan lakukan rights issue lagi. Kami juga lihat profitability pertumbuhan BNI positif, penambahan modal organik diharapkan dari tahun-tahun dan kuartal yang akan datang, sehingga tak perlu rights issue," kata Novita, Selasa (26/4/2022).

Pada kuartal I/2022 laba bersih konsolidasian BBNI menguat 63,2% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 3,96 triliun. Pada periode yang sama, penyaluran kredit BNI tumbuh 5,8% YoY menjadi Rp 591,68 triliun.

Hingga akhir 2022, BNI menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 7% - 10%. Pemenuhan target ini akan dikejar melalui rencana penyaluran kredit lebih kuat dan berkualitas di semua segmen.

"BNI sebagai agen pertumbuhan selalu berupaya mendukung percepatan pemulihan ekonomi yang ini diterjemahkan pada suku bunga kredit. Datanya, suku bunga rata-rata BNI pada kuartal I/2022 ada pada 7,79%. Ini jika dibandingkan sedikit turun dibanding posisi tahun lalu di 8,63%. Kondisi ini kami seimbangkan dengan kami lakukan efisiensi dari sisi Cost of Funds (COF). Cost of Funds kami pada kuartal I/2022 di 1,46%, ini dibandingkan tahun lalu 1,74%, jadi ada efisiensi," katanya.

"Terkait arah kebijakan suku bunga kredit ke depan kami akan terus lihat pergerakan pasar. Periode suku bunga rendah akan berakhir dan ini ditandai tekanan inflasi. Kebijakan suku bunga kredit yang kompetitif akan terus kami pertahankan demi menjamin pemulihan ekonomi nasabah. Tekanan kualitas kredit sudah terkendali dan ini membantu kami menyalurkan kredit dengan suku bunga akomodatif," ujar Novita menambahkan.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

BNI Resmi Gandeng Sea Limited, Siap Lepas Saham Bank Mayora


(vap/vap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading