
Harga CPO Naik Tipis, Imbas Larangan Ekspor Migor?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik tipis di sesi pembukaan perdagangan pada hari ini, Selasa (26/4/2022). Harga CPO sempat melonjak kemarin dipicu oleh larangan ekspor pemerintah Indonesia. Namun, larangan tersebut bukan ekspor CPO melainkan bahan baku minyak goreng.
Mengacu pada data kepada Refinitiv, pukul 08:00 WIB harga CPO di banderol di level MYR 6.257/ton atau naik tipis 0,45%.
Dengan begitu, harga CPO berhasil membukukan kenaikan sebanyak 53,77% secara tahunan, tapi masih drop 0,81% secara mingguan.
Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, menilai harga CPO hari ini akan melambung ke kisaran MYR 6.326-6.392/ton, mengikuti stabilisasinya di sekitar titik support yang berada di MYR6.104/ton.
Namun, jika harga CPO menembus di bawah titik support, maka akan mengkonfirmasi perpanjangan penurunan menuju kisaran MYR 5.855-5.966/ton
![]() |
Kemarin, Kementerian Pertanian Indonesia mengeluarkan surat resmi yang menyatakan bahwa rencana larangan ekspor bukan berupa minyak kelapa sawit mentah/CPO tapi berupa ekspor minyak goreng dan bahan bakunya, sehingga tidak akan mempengaruhi ekspor minyak sawit mentah.
Larangan tersebut mencakup olein sawit yang dimurnikan, diputihkan dan dihilangkan baunya atau (Refined Bleached and Deodorized/RBD).
Pasar minyak nabati India menghela napas lega setelah Indonesia mengklarifikasi larangan tersebut. Hal tersebut akan bermanfaat untuk industri penyulingan lokal India karena hampir 70% dari total minyak sawit tahunan yang diimpor ke India, diperkirakan sekitar 8-8,5% dalam bentuk mentah, sementara sisanya disuling.
India mengimpor sekitar 13-13,5 juta ton minyak nabati, di mana sekitar 8-8,5 juta ton atau sekitar 63% adalah minyak sawit.
Dari jumlah tersebut, 8-8,5 juta ton merupakan minyak sawit, hampir 45% berasal dari Indonesia dan sisanya dari negara tetangga Malaysia.
"Impor minyak sawit olahan yang lebih tinggi memukul kapasitas penyulingan domestik India dan setiap langkah untuk mengekang impor tersebut oleh negara asal disambut baik," tutur Direjtur Utama Oil Palm Godrej Agrovet Limited Sougata Niyogi.
Namun, Diler Surveyor Kargo Societe Generale de Surveillance melaporkan ekspor CPO Malaysia periode 1-25 April turun 12,9% menjadi 897.683 ton dari 1.030.943 ton pada periode 1-25 Maret.
Wajar saja, karena Malaysia memang sedang mengalami krisis tenaga kerja asing, karena mereka bergantung pada 80% tenaga kerja asing dalam memproduksi CPO. Pembatasan karena Covid-19 pada beberapa waktu lalu, membatasi akses tenaga kerja asing untuk memasuki Malaysia.
Pada Minggu (25/4), Menteri Industri dan Komoditas Perkebunan MalaysiaZuraida memperkirakan bahwa produksi CPO Malaysia akan meningkat karena pekerja asing diperkirakan akan kembali setelah pembukaan kembali perbatasan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO Hari Ini Anjlok! Harga Minyak Goreng Ikutan Turun?