Analisis Teknikal

Kuatnya Momentum Jual Menghalangi Gerak IHSG

Putra, CNBC Indonesia
25 April 2022 06:50
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah cukup signifikan dengan koreksi sebesar 0,7% di level 7.225,61 akhir pekan lalu, Jumat (22/4/2022).

Dalam sepekan IHSG terkoreksi tipis sebesar 0.14%. Namun, inflow dana asing tetap mengalir deras, terbukti dari net buy asing di seluruh pasar yang mencapai Rp 5,37 triliun di sepanjang pekan lalu.

Sementara itu bursa saham Amerika Serikat (AS) terjun bebas pada Jumat (22/4/2022), sedang dollar Amerika Serikat (AS) mencapai level tertinggi dalam lebih dari 2 tahun seiring dengan rencana kenaikan suku bunga akibat inflasi yang menanjak.

Ketiga indeks utama Wall Street berakhir turun lebih dari 2% sehari setelah Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral AS sedang mempersiapkan kenaikan suku bunga pada pertemuan Mei.

Dow Jones Industrial Average ditutup turun 2,82%, sedangkan S&P 500 turun 2,77% dan Nasdaq Composite turun 2,55%. Indeks ekuitas dunia MSCI juga turun 2,46%.

Powell sebelumnya menjadi perbincangan hangat dengan mengatakan kenaikan suku bunga 50 basis poin sudah siap diketok pada pertemuan The Fed berikutnya. Dia juga mengatakan saat ini merupakan momen yang tepat untuk 'bergerak lebih cepat' dalam memerangi inflasi.

Potensi kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari bank sentral, keberlanjutan perang Rusia-Ukraina yang sekarang fokus di Donbas dan dari dalam negeri ada kebijakan larangan ekspor CPO dan minyak goreng pemerintah akan menjadi sentimen penggerak pasar untuk hari ini.

Analisa Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG pekan lalu dan indikator BB, tampak bahwa indeks masih bergerak di rentang support dan resisten terdekat. Namun ekor bawah dari candle yang terbentuk sempat menyentuh level support terdekatnya.

Selanjutnya pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung turun ke level 60,12 yang cenderung menunjukkan indikasi penguatan momentum jual.

Dari sisi indikator lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 mulai tampak akan memotong garis EMA 26 yang dapat mencerminkan adanya potensi pembalikan arah dari uptrend-nya.

Untuk perdagangan hari ini, IHSG berpotensi terkonsolidasi terlebih dahulu di rentang 7.154-7.329.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular