
Masih Perkasa, IHSG Perpanjang Penguatan 8 Minggu Beruntun!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan performa cemerlang dengan kembali ditutup menguat pada pekan ini. Artinya, secara mingguan IHSG mampu ditutup menguat selama 8 minggu beruntun.
Sebelum mengalami reli panjang ini, terakhir kali secara mingguan IHSG melemah terjadi pada akhir Februari ketika Rusia menginvasi Ukraina.
Selain itu IHSG juga kembali mencetak rekor penutupan all time high/ATH pada perdagangan Kamis (21/4) pekan ini di level 7.276,19.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), selama perdagangan periode 18-22 April 2022 atau sepanjang pekan ini, IHSG bergerak menguat 0,20% secara point-to-point.
Pekan ini, asing masih rajin melakukan borong di bursa domestik dengan catatan net buy Rp 5,37 triliun di semua pasar. Dari pasar reguler asing diketahui memborong saham senilai Rp 5,25 triliun, sedangkan di pasar negosiasi sejumlah Rp 119 miliar. Sejak awal tahun, net buy asing di pasar reguler telah mencapai Rp 55,92 triliun.
Dalam sepekan, pasar modal dalam negeri mencatat kenaikan volume transaksi sebesar 5,64% menjadi 131 miliar saham, jika dibandingkan dengan pekan lalu sebanyak 124 miliar saham. kan tetapi secara rata-rata harian angkanya turun menjadi 26,2 miliar saham per hari dari pekan lalu yang mencapai 31 miliar per hari selama empat hari perdagangan.
Sementara itu, i nilai transaksi rata-rata harian mengalami kenaikan sebesar 21% menjadi Rp 21,34 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 17,624 triliun pada pekan yang lalu.
Kemudian, rata-rata frekuensi harian Bursa turun sebesar 5% menjadi transaksi 1,54 juta transaksi, dari sebelumnya sebesar 1,62 juta transaksi pada pekan lalu.
Sementara dari kapitalisasi pasar bursa mengalami peningkatan sebesar 0,5% dan berhasil mencatatkan rekor baru yang mencapai Rp 9.452 triliun.
Di level Asia dan Asia Pasifik secara luas, kinerja IHSG juga mengilap. Secara year-to-date, IHSG menempati urutan pertama di Asean, Asia, dan Asia Pasifik setelah melesat 9,79% tahun ini. Sementara itu di antara seluruh indeks acuan di dunia, Indonesia berada di peringkat ketujuh.
Reli panjang IHSG kemungkinan akan diuji pada perdagangan pekan depan. Melonjaknya kembali yield Treasury tenor 10 tahun terjadi di tengah prospek pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan semakin agresif untuk membendung inflasi menjadi kabar buruk.
Prospek tersebut semakin jelas setelah Ketua The Fed, Jerome Powell dalam pidatonya di Forum IMF tentang Ekonomi Global mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga yang lebih besar mungkin akan datang bulan depan.
"Pantas dalam pandangan saya untuk bergerak sedikit lebih cepat dalam menaikkan suku bunga. Saya juga berpikir ada sesuatu yang bisa dikatakan untuk front-end loading setiap akomodasi yang dianggap tepat. ... Saya akan mengatakan 50 basis poin akan dibahas untuk pertemuan Mei," kata Powell dalam Forum IMF.
Di lain sisi, pelaku pasar juga perlu memantau terkait perkembangan dari perang Rusia-Ukraina. Sebelumnya pada Kamis kemarin, Rusia telah menetapkan ultimatum baru untuk merebut kota Mariupol yang telah hancur, di mana pasukan Ukraina dan ratusan warga sipil Ukraina bersembunyi di pabrik baja Azovstal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000