Sempat Longsor 1%, IHSG Ditarik di Akhir Perdagangan

Putra, CNBC Indonesia
22 April 2022 15:36
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,7% di level 7.225,61 pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (22/4/2022). Sempat longsor lebih dari 1%, IHSG menanjak di sesi pre-closing dan memangkas koreksinya.

Saat IHSG terkoreksi, asing justru getol berbelanja saham-saham di RI. Di pasar reguler asing net buy Rp 1,39 triliun. Sementara di pasar negosiasi asing net buy Rp 839 miliar sehingga di seluruh pasar asing net buy Rp 2,23 triliun.

Saham yang paling banyak diborong asing adalah saham BBNI dan saham BMRI dengan net buy masing-masing sebesar Rp 189 miliar dan Rp 163 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham BUKA dan saham BUMI dengan net sell sebesar Rp 62,5 miliar dan Rp 48,4 miliar.

Bursa saham Wall Street ditutup berjatuhan pada perdagangan Kamis waktu setempat. Investor merespons negatif dari melonjaknya kembali imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,05% ke level 34.792,76. Sementara S&P ambruk 1,47% ke level 4.393,7 dan Nasdaq Composite anjlok 2,07% ke posisi 13.174,65.

Melonjaknya kembaliyieldTreasury tenor 10 tahun terjadi di tengah prospek pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan semakin agresif untuk membendung inflasi.

Prospek tersebut semakin jelas setelah Ketua The Fed, Jerome Powell dalam pidatonya di Forum IMF tentang Ekonomi Global mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga yang lebih besar mungkin akan datang bulan depan.

"Pantas dalam pandangan saya untuk bergerak sedikit lebih cepat dalam menaikkan suku bunga. Saya juga berpikir ada sesuatu yang bisa dikatakan untukfront-end loadingsetiap akomodasi yang dianggap tepat. ... Saya akan mengatakan 50 basis poin akan dibahas untuk pertemuan Mei," kata Powell dalam Forum IMF.

Di lain sisi, pelaku pasar juga perlu memantau terkait perkembangan dari perang Rusia-Ukraina. Sebelumnya pada Kamis kemarin, Rusia telah menetapkan ultimatum baru untuk merebut kota Mariupol yang telah hancur, di mana pasukan Ukraina dan ratusan warga sipil Ukraina bersembunyi di pabrik baja Azovstal.

Sementara itu, para pejabat di Ukraina terus menyerukan lebih banyak dukungan senjata dan pengiriman yang lebih cepat karena Rusia mulai mengintensifkan bom di Donbas.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular