Big Bank Diobral Lokal, Asing dengan Senang Hati Tampung!
Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu pemicu anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) siang ini adalah penurunan harga saham-saham bank kakap dengan nilai kapitalisasi pasar dan bobot indeks yang besar.
Indeks ambles nyaris 1% hingga sesi I perdagangan berakhir. Bersamaan dengan IHSG yang anjlok empat saham big bank juga mengalami pelemahan signifikan.
Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebagai saham dengan market cap terbesar di pasar saham domestik ambles 1,26%.
Kemudian ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang drop 0,83%. Disusul oleh saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang masing-masing melemah 1,20% dan 1,07%.
Menariknya anjloknya harga saham-saham blue chip di atas salah satunya dikarenakan aksi jual investor domestik.
Namun ketika investor lokal cenderung melego saham-saham big bank, investor asing cenderung menampungnya.
Data perdagangan mencatat, asing beli bersih saham BMRI sebesar Rp 138,3 miliar hingga sesi I berakhir. Net buy asing di BBNI mencapai Rp 86,2 miliar pada periode yang sama.
Sementara itu saham BBCA dan BBRI masing-masing dikoleksi asing dengan nilai Rp 83 miliar dan Rp 66,9 miliar.
Seperti diketahui bersama, bank merupakan proksi dari perekonomian Tanah Air. Harga saham-saham big bank secara year to date masih membukukan penguatan dengan adanya inflow asing yang jumbo.
Pemulihan ekonomi menjadi salah satu alasan mengapa asing getol belanja saham-saham bank kakap di Indonesia selain karena market capnya yang jumbo dan bobot terhadap indeks besar.
Penyaluran kredit diharapkan menjadi pendongkrak kinerja keuangan lembaga institusi yang satu ini. Berdasarkan survei perbankan Indonesia, penyaluran kredit untuk 2022 diperkirakan bisa tumbuh 9,3% dan lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya 5,2%.
(trp/trp)