Analisis Teknikal

Waspada! Sudah Longsor 1%, IHSG Masih Bisa Lanjut Koreksi

Putra, CNBC Indonesia
22 April 2022 13:23
Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 0,97% di level 7.205,54 di sesi I perdagangan Jumat (22/4/22).

IHSG sempat mencicipi zona hijau, tetapi hanya sebentar. Setelah itu IHSG langsung terkerek melemah. Nilai transaksi di sesi I mencapai Rp 8,87 triliun.

Investor asing kembali mencatatkan net buy jumbo sebesar Rp 819 miliar di seluruh pasar.

Bursa saham Asia cenderung bergerak variatif. Indeks Shanghai dan Straits Times sukses menguat 0,25% dan 0,20% sedangkan sisanya melemah.

Bursa saham Wall Street ditutup berjatuhan pada perdagangan Kamis waktu setempat. Investor merespons negatif dari melonjaknya kembali imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,05% ke level 34.792,76. Sementara S&P ambruk 1,47% ke level 4.393,7 dan Nasdaq Composite anjlok 2,07% ke posisi 13.174,65.

Melonjaknya kembali yield Treasury tenor 10 tahun terjadi di tengah prospek pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan semakin agresif untuk membendung inflasi.

Prospek tersebut semakin jelas setelah Ketua The Fed, Jerome Powell dalam pidatonya di Forum IMF tentang Ekonomi Global mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga yang lebih besar mungkin akan datang bulan depan.

Lantas bagaimana pergerakan IHSG sesi kedua? 

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks berhasil tembus ke bawah level support terdekat di 7.234.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI cenderung turun yang mengindikasikan adanya penguatan momentum jual dan terakhir RSI berada di level 42,24 dan belum menunjukkan level jenuh jualnya.

Sementara itu dari sisi indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 sudah kembali memotong garis EMA 26 dan bar histogram berada di wilayah negatif.

Jika melihat indikator teknikal, tampaknya IHSG masih berpeluang tertekan. Indeks berpotensi menguji level psikologis 7.200 dan support terdekat selanjutnya di 7.177.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular