
Tips Memilih Saham IPO, Untuk Investasi Jangka Panjang

Jakarta, CNBC Indonesia - Proses penawaran umum perdana saham sebuah perusahaan, atau Initial Public Offering (IPO) biasanya ditunggu para investor. Hal ini terjadi karena IPO menjadi kesempatan investor mengoleksi saham sejak harga pembukaan.
Besarnya minat investor mengikuti IPO membuat proses ini kerap menjadi sorotan jika dilakukan suatu perusahaan. Akan tetapi, ternyata ada tips dan trik yang bisa kita gunakan sebelum berpartisipasi dalam sebuah IPO saham.
Pertama, karena saham IPO ini lebih berisiko dibandingkan dengan saham-saham yang sudah lama melantai di bursa, maka poin yang perlu dicermati adalah risiko.
Saham IPO memang terkenal high risk high return. Bayangin aja kalau cuan bisa ribuan persen kalau rugi bisa sampai 70%.
Sebelum membeli saham IPO untuk investasi, perlu dikenali dulu risk appetite sobat semua. Apakah sobat cenderung orang yang risk taker (suka risiko) atau malah risk averse (takut ambil risiko).
Bagi orang yang cenderung lebih dominan karakter risk averse-nya maka sebaiknya menghindari saham-saham berisiko tinggi dan mencari alternatif investasi saham lain.
Untuk dapat gambaran apakah sobat tergolong orang yang cenderung lebih dominan sebagai risk taker atau risk averse dalam berinvestasi maka silakan coba melakukan tes pada web berikut ini : https://missouri.qualtrics.com/jfe/form/SV_e5O9zdPbe1NDMWh.
Kedua, tetapkan tujuan dan jangka waktu investasi sobat sekalian.
Kalau ngomongin tujuan ya enggak jauh-jauh dari target cuan sobat semua. Walaupun harga saham terus bergerak tapi sobat perlu tetapkan tujuan return yang ingin dicapai, ya! Itu penting supaya sobat sekalian tidak terombang-ambing oleh fluktuasi pasar.
Enggak cuma target return saja, lama waktu investasi juga harus dipertimbangkan. Sobat juga perlu mempertimbangkan apakah mau investasi jangka panjang atau jangka pendek menengah.
Tidak ada batasan yang pasti tentang berapa lama investasi jangka panjang dan jangka pendek. Semua kembali ke sobat masing-masing. Namun untuk memudahkan bisa pakai asumsi investasi jangka panjang jika waktunya lebih dari satu tahun.
Poin pertimbangan kedua ini akan menentukan faktor pertimbangan selanjutnya terkait dengan mode investasi sobat sekalian.
Ketiga, tentukan mode investasi sobat semua apakah mau long term investment atau cuma trading jangka pendek yang memanfaatkan momen.
Kalau sobat lebih tertarik untuk trading maka faktor teknis lebih jadi fokus utama. Jika sobat telah menentukan untuk investasi jangka panjang maka faktor fundamental harus lebih ditekankan.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 600.000 Driver Bisa Dapat Saham IPO GoTo, Simak Kriterianya