
Kabar Pasar Ini Jangan Sampai Lolos

Setelah Raffi Ahmad, Northstar Suntik Emiten Erick Rp 316 M
Noice, aplikasi konten audio milik PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), baru saja disuntikan dana sebesar US$ 22 juta setara Rp 315,75 miliar dari investor besar Northstar Pacific. Northstar Pacific menjadi investor baru, selain Alpha JWC, Go-Ventures, dan Kinesys yang sudah lebih dahulu menjadi investor Noice.
Rado Ardian, CEO Noice mengatakan akan menggunakan dana tersebut untuk menumbuhkan konten komunitas audio kami, memajukan teknologi di aplikasinya.
"Kami tengah berupaya mengembangkan konten audio dan menampilkan cerita-cerita terbaik dari Indonesia. Kami menggandeng komunitas, penulis, pendongeng, dan masih banyak lagi untuk diadaptasi ke format audio. Kami telah menguji coba format baru ini dan menemukan hasil interaksi dan retensi yang sangat menjanjikan," kata Rado pada E27, dikutip Kamis (21/4/2022).
Putaran pendanaan dari Northstar datang tidak lama setelah Rans Entertainment, milik Raffi Ahmad juga berinvestasi kepada Noice. Rans Entertainment menyuntikan dana sebesar Rp 36 miliar. Direktur Keuangan MARI, Natalina Sindhikara, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) turut membenarkan hal itu. "Iya benar, PT Rans Entertainmen Indonesia memiliki Noice secara tidak langsung," kata Natalina.
RANS Entertainment tercatat telah melakukan penyetoran modal senilai US$ 2,5 juta atau sekitar Rp 35,75 miliar kepada Noice. Meski RANS sudah menjadi bagian pemegang saham, namun MARI tetap menjadi pemegang saham pengendali dengan porsi kepemilikan saham sebesar 45,08%.
Sasaran Investasi & Dividen Saratoga
Emiten investasi yang terafiliasi dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) akan mulai melakukan perubahan fokus investasi mengikuti perkembangan zaman dan menuju ke arah digital. Devin Wirawan, Direktur Investasi SRTG mengatakan kalau seiring dengan bertumbuhnya ekonomi Indonesia ditambah pandemi menyebabkan banyak sekali transformasi yang terjadi di Indonesia.
"Kami melihat jika kami tidak mengantisipasikan hal ini, jika kami tidak menambahkan investasi di sini kita bisa ketinggalan. Sebagai perusahaan investasi yang kami lakukan adalah kita harus bisa melihat apa yang akan terjadi di depan dan kita harus mengantisipasi dan melakukan investasi dan eksekusi di hal-hal tersebut," tegas Devin dalam Public Expose PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. yang digelar secara Hybrid di Jakarta (21/4/2022).
Devin menyebutkan kalau selama ini SRTG suda berfokus pada industri konsumer, juga perusaha teknologi, dan ke depan juga sudah mulai melirik ke e-commerce yang mulai berkembang. Padahal, pada masa awal didirikan, Saratoga fokus pada tiga sektor awal yaitu sumber daya alam, infrastruktur, dan consumer. "Berikutnya sektor yang kami investasikan adalah renewable," jelas Devin.
Saratoga melalui RUPST kemarin juga menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 814 miliar pada tahun ini dibandingkan Rp 298 miliar pada 2021.
Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya menyatakan, pembagian dividen yang dilakukan merupakan bentuk apresiasi Perseroan atas dukungan pemegang saham.
Dividen tunai tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham Saratoga yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 11 Mei 2022 pukul 16:00 WIB. Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan akan dilakukan pada tanggal 13 Mei 2022.
BTPS Mau Tebar Dividen, Minat Antre Saat Cum Date?
Emiten bank syariah, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTPN Syariah telah menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 475,6 miliar atau setara Rp 61,75 per saham.
Arief Ismail-Direktur BTPN Syariah mengatakan pembagian dividen ini tak lepas dari kinerja positif perseroan di 2021. Perseroan menunjukan kinerja yang memuaskan dengan adanya pertumbuhan pembiayaan sebesar 10% (yoy) menjadi Rp 10,4 triliun dengan kualitas pembiayaan yang sehat.
Adapun, total aset BTPN Syariah tumbuh 13% menjadi Rp 18,5 triliun dari Rp 16,4 triliun (year on year). Dana pihak ketiga tumbuh 12 % secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 11,0 triliun dari Rp 9,8 triliun, dan Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 1,5 triliun.
"Pertumbuhan pembiayaan bank dengan kualitas yang sehat dan terjaga adalah bukti dukungan kuat dari seluruh stakeholders yang telah turut terlibat bersama menjadi bagian dari BTPN Syariah, berkomitmen dalam memberdayakan keluarga prasejahtera produktif yang terus fokus kami lakukan," ungkap Arief dalam keterangan resmi, Kamis (21/4/2022).
RUPST juga menyetujui laba ditahan sebesar Rp 969,4 miliar untuk mendukung usaha perseroan ke depan. Selain mengesahkan dan menyetujui Laporan Keuangan, Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan, tahun buku 2021, salah satu keputusan dalam RUPST adalah menyetujui dan menerima dengan baik pengunduran diri Mahdi Syahbuddin sebagai dewan komisaris BTPN Syariah efektif pada tanggal 21 April 2022. Adapun sebagai informasi, tidak terjadi perubahan dalam susunan anggota direksi maupun dewan pengawas syariah perseroan.
(RCI/dhf)[Gambas:Video CNBC]