
Meski Pepet 7.300, Rekor Baru IHSG Terjal & Berliku

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,68% di level 7.276,19 pada perdagangan Kamis (21/4/2022).
Indeks konsisten bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan berlangsung. Nilai transaksi hari ini mencapai Rp 16,94 triliun dan asing net buy di pasar reguler senilai Rp 1,88 triliun.
Indeks saham Bursa Asia hari ini bergerak variatif. Indeks Hang Seng dan Shang Hai Composite masing-masing ambles 1,25% dan 2,26%.
Sementara itu Wall Street semalam ditutup dengan variatif. Hanya indeks Dow Jones saja yang menguat 0,71%. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing melemah 0,06% dan 1,22%.
Sentimen di pasar masih seputar inflasi dan kebijakan moneter yang mengikutinya. Presiden The Fed San Francisco Mary Daly, Charles Evans dari Chicago, dan Raphael Bostic dari Atlanta telah mengatakan bahwa mereka melihat perlunya menaikkan suku bunga acuan untuk menjinakkan inflasi, tapi tidak ingin menghentikan ekspansi.
Daly mengakui bahwa kebijakan yang lebih ketat dapat memicu resesi ringan. Adapun Presiden The Fed St Louis James Bullard di awal pekan bilang bahwa dia terbuka dengan opsi kenaikan 0,75% pada pertemuan Mei untuk membantu meredam inflasi yang kini tertinggi sejak 40 tahun.
Analisa Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks gagal menembus level psikologis 7.300
Selanjutnya pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung naik ke level 66,22 yang sudah dekat dengan level jenuh belinya (overbought).
Dari sisi indikator lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak masih berimpit dengan EMA 26.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG berpotensi terkonsolidasi terlebih dahulu di rentang 7.200-7.300.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000