
Bursa Asia Cerah Lagi, Tapi Hang Seng-Shanghai Merana

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup cerah pada perdagangan Kamis (21/4/2022), meski bursa saham China dan Hong Kong ditutup berjatuhan karena investor di kawasan tersebut memantau perkembangan pandemi virus corona (Covid-19).
Indeks Nikkei Jepang ditutup melonjak 1,23% ke level 27.553,06, Straits Times Singapura menguat 0,39% ke 3.348,46, ASX 200 Australia melaju 0,31% ke 7.592,8, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,35% ke 2.728,21, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir bertambah 0,68% ke posisi 7.276,19.
Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong ditutup ambles 1,25% ke level 20.682,22 dan Shanghai Composite China ambruk 2,26% ke posisi 3.079,81.
Investor di China dan Hong Kong terus memantau perkembangan terbaru seputar pandemi Covid-19 di China, di mana hingga hari ini, penambahan kasus Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda melandai.
Otoritas kota Shanghai, China, menunda rencananya untuk melakukan pelonggaran dari penguncian ketat (lockdown). Hal ini dilakukan karena kasus Covid-19 kembali tingginya kasus bergejala di pusat ekonomi China itu.
Shanghai melaporkan sebanyak 15.861 kasus Covid-19 tanpa gejala lokal baru pada Rabu kemarin, turun dari 16.407 sehari sebelumnya. Namun, kasus bergejala mencapai 2.634, naik dari 2.494.
Sementara itu, Beijing menyalahkan kenaikan kasus Covid-19 ini kepada varian Omicron. Masuknya subvarian BA.2 (anak Omicron) juga membuat kasus makin melejit.
China juga melaporkan mendeteksi subvarian Omicron lain, yakni BA.1.1. Hal inilah yang mendorong kasus makin naik dalam 2 bulan terakhir.
Investor di China dan Hong Kong juga masih mengamati tanda-tanda dukungan kebijakan dari otoritas China karena mereka sedang bergulat dengan gelombang Covid-19 yang melonjak. Kebijakan ketat 'zero Covid' telah menimbulkan pertanyaan tentang prospek ekonomi China.
Meski pasar saham di China dan Hong Kong ambles, tetapi bursa Asia-Pasifik lainnya terpantau menguat, meski ketidakpastian global masih menghantui sentimen pasar pada hari ini.
Di lain sisi, investor di Asia-Pasifik juga masih memantau perkembangan dari perang Rusia-Ukraina hingga hari ini, di mana fase kedua konflik terjadi dan berfokus di wilayah Donbas di Ukraina Timur.
Rusia telah menetapkan ultimatum baru untuk merebut kota Mariupol yang telah hancur, di mana pasukan Ukraina dan ratusan warga sipil Ukraina bersembunyi di pabrik baja Azovstal.
Sementara itu, para pejabat di Ukraina terus menyerukan lebih banyak dukungan senjata dan pengiriman yang lebih cepat karena Rusia mulai mengintensifkan bom di Donbas.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres bertanya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, apakah mereka akan mengadakan pertemuan lagi dalam waktu dekat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam
