'Gara-Gara' Bapak Ini, Harga Perak Ambles 3 Hari Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia terpantau melemah pada perdagangan pagi hari ini. Wacana kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif untuk lawan inflasi jadi penekan harga perak.
Pada Kamis (21/4/2022) pukul 09.17 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 25,1/ons, turun 0,3% dibandingkan dengan posisi kemarin. Dengan demikian, perak sudah tumbang tiga hari beruntun.
Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun melonjak ke level 2,85% pada Kamis (21/4) yang menyamai rekor tertingginya pada Desember 2018. Meningkatnya yield dipicu ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 50 bps pada Mei mendatang.
Tingginya yield surat utang pemerintah AS karena komentar hawkish Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard. Berbicara di depan Dewan Hubungan Luar Negeri, Bullard mengatakan kenaikan suku bunga harus segera dilakukan menjadi sekitar 3,5% pada tahun ini.
Dia bahkan mengatakan ada kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan hingga 75 bps. Kenaikan tersebut di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan bank sentral AS akan mengerek suku bunga sebesar 50 bps pada Mei mendatang.
Kenaikan suku bunga memudarkan kilau perak sebagai aset tanpa imbal hasil dan meningkatkan biaya peluang memegang perak batangan.
Meskipun dibayangi sentimen negatif, harga perak dunia masih ditopang oleh konflik antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung. Perak sebagai aset safe haven jadi salah satu pilihan investor untuk melindungi nilai asetnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Terus Menukik, Harga Perak Turun 6 Hari Beruntun!
(ras/vap)