Bukan Batu Bara! Astra Fokus Garap Peluang di Sektor Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Astra International Tbk (ASII) terus menggarap peluang baru yang bisa dikembangkan demi mendukung pertumbuhan bisnis perseroan ke depannya.
Ada enam sektor dan subsektor yang menjadi perhatian perseroan. Dari enam sektor dan subsektor itu, Astra memastikan tidak akan menggarap prospek bisnis di ranah pertambangan batu bara.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro berkata, sektor pertama yang menjadi perhatian ASII adalah teknologi dan digital. Kedua, Astra banyak memperhatikan peluang di sektor jasa keuangan.
"Ketiga, sektor kesehatan. Dengan pendapatan masyarakat, tingkat kehidupan yang membaik dan GDP per kapita yang naik, kami yakin bahwa sektor kesehatan menjadi sektor fundamental ke depannya. Keempat, tentunya yang berkaitan dengan mobility termasuk di dalamnya logistik," kata Djony dalam konferensi pers usai menggelar RUPS Tahunan, Rabu (20/4/2022).
Kelima, Astra mengklaim mulai fokus mencari prospek bisnis di sektor dan subsektor energi terbarukan. Fokus di sektor ini sejalan dengan tujuan jangka panjang perusahaan.
Terakhir, Astra memastikan ikut fokus mencari peluang dari sektor pertambangan. Akan tetapi, pada sektor ini Astra International tak akan ikut terlibat di dalam subsektor pertambangan batu bara.
"Mining di sektor non-batu bara juga menjadi target kita. Ada beberapa prospek yang di 2022 ini sudah ada di depan kami, dan sedang kami kaji dan lakukan semua feasibility-nya. Semoga ini bisa terealisasi," tuturnya.
Ada tiga pertimbangan yang digunakan ASII dalam menentukan sektor dan subsektor usaha yang berpotensi menjadi bisnis baru perusahaan. Pertama, perusahaan melihat apakah sektor bisnis baru tersebut sesuai dengan visi dan misi jangka panjang perusahaan.
Kedua, sejauh apa ASII bisa berkontribusi di sana. Ketiga, bagaimana kultur perusahaan yang hendak diajak kolaborasi atau diberikan investasi oleh ASII.
Djony mengatakan, pada 2022 ini ASII akan memberikan dorongan merata untuk perkembangan seluruh lini bisnis perusahaan. Perseroan optimis bisnis pada 2022 akan tumbuh seiring pulihnya kondisi perekonomian dan mobilitas masyarakat.
"Di otomotif cukup baik walau memang insentif pajak barang mewah yang ditanggung pemerintah berbeda dengan 2021, tapi kami lihat penjualannya cukup baik meski ada kemungkinan suplai jadi hambatan," ujarnya.
"Pada segmen dua roda, dengan harga komoditas yang baik tentunya ini mendorong daya beli masyarakat. Di grup UT (United Tractors) dengan harga coal yang baik, pekerjaan pengupasan tanah ini cukup baik, akan mendorong kinerja tahun ini."
"Di kebun juga begitu walau kita perlu amati bersama. Di infrastruktur dengan mobilitas baik, traffic naik, ini jadi key factor revenue kami. Financial services, dengan penjualan mobil yang baik mestinya financial services jadi baik," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Setelah RS Hermina, Astra Mau Beli Saham RS Lain?
(vap/vap)