Analisis Teknikal

Kemarin Ambruk Parah, Akankah IHSG Ada Longsor Lanjutan?

Tri Putra, CNBC Indonesia
20 April 2022 09:10
Seorang pria mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). Bursa Efek Indonesia mencatatkan pertumbuhan investor baru di bursa yang signifikan, dimana ada penambahan lebih dari 1 juta Single Investor Identification (SID) saham, reksa dana dan obligasi sehingga total investor sudah mencapai 3,5 juta. Digitalisasi di segala platform menjadi yang terpenting dan mengedukasi masyarakat agar semakin banyak yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok lebih dari 1% dan keluar dari level psikologis 7.200 pada perdagangan kemarin (19/4/2022).

IHSG drop 1,05% di level 7.199,23 hingga perdagangan ditutup. IHSG sempat menguat di awal perdagangan. Namun setelah itu indeks anjlok.

Kendati IHSG drop signifikan, asing masih net buy senilai Rp 454,25 miliar di seluruh pasar. Jika sebelumnya IHSG berhasil menduduki ranking satu di kawasan Asia Pasifik, kini menjadi ranking bontot.

Sementara itu, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 3,5% sesuai dengan konsensus pasar.

Lebih lanjut BI perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di kisaran 4,5-5,3% dan inflasi tetap di kisaran target BI 2-4%.

Rilis kinerja keuangan di Wall Street masih menjadi sentimen utama yang dipantau oleh para pelaku pasar.

"Margin laba diperkirakan masih menguat, sekalipun inflasi berpeluang memangkas margin dari rekor tertinggi sepanjang masanya pada 2021. Hanya sektor energi dan utilitas yang mencerminkan kenaikan tahun berjalan di ekspektasi pertumbuhan margin," tutur Keith Lerner, Direktur Investasi Truist Advisory Services, dalam riset yang dikutip CNBC International.

Pasar juga memantau kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-menguat ke level 2,92%. Hal ini memicu ekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya secara drastis.

Lantas bagaimana prediksi pergerakan IHSG hari ini, Rabu (20/4/2022)? Simak analisis teknikalnya berikut ini. 

Analisis Teknikal

teknikalFoto: Teknikal
teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks bergerak menuju level resisten terdekat, setelah sehari sebelumnya All Time High.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung menurun ke level 60,74 setelah sebelumnya menyentuh area jenuh belinya.

Dari sisi indikator lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 mulai tampak akan memotong garis EMA 26 yang dapat mencerminkan adanya potensi pembalikan arah dari uptrend-nya.

Untuk perdagangan hari ini, IHSG berpotensi menguji level 7.121 sebagai level support terdekat dan level resisten terdekat di 7.200

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular