Bursa Asia Mixed, KOSPI Melesat, Tapi Hang Seng Ambruk

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
19 April 2022 16:44
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (19/4/2022), di mana investor kembali berfokus pada perkembangan terbaru dari perang antara Rusia dan Ukraina.

Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,69% ke level 26.985,09, Straits Times Singapura naik 0,12% ke 3.307,13, KOSPI Korea Selatan melesat 0,95% ke 2.718,89, dan ASX 200 Australia terapresiasi 0,56% ke posisi 7.565,2.

Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong ditutup ambruk 2,28% ke level 21.027,76, Shanghai Composite China turun tipis 0,05% ke 3.194,03, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir merosot 1,05% ke posisi 7.199,23.

Indeks Hang Seng ditutup ambruk lebih dari 2%, karena diperberat oleh saham teknologi China. Hal ini terjadi setelah pihak berwenang di China pada Jumat lalu mengumumkan larangan terhadap perusahaan streaming video game yang tidak sah.

Saham pemutar video Bilibili anjlok 10,92%, sedangkan saham NetEase ambles 2,99%, saham Tencent ambrol 2,78%, dan saham Alibaba ambruk 4,19%. Jatuhnya saham teknologi China membuat Indeks Hang Seng Tech ambles 3,79% pada hari ini.

Investor di Asia-Pasifik, terutama di China dan Hong Kong sejatinya menyambut baik dari sikap bank sentral China (People Bank of China/PBoC) yang memberikan bantuan keuangan untuk sektor-sektor yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

Pada Senin kemarin, PBoC mengumumkan akan meningkatkan bantuan keuangan bagi industri, bisnis, dan individu yang terkena dampak Covid-19.

Pengumuman itu muncul setelah China melaporkan data ekonomi yang beragam, di mana penjualan ritel pada Maret lalu berada di bawah ekspektasi pasar, sedangkan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar.

China sudah berminggu-minggu berjuang melawan wabah Covid-19 yang diklaim paling buruk sejak fase awal pandemi pada tahun 2020.

Di lain sisi, investor global akan mengamati Ukraina lebih dekat setelah militer Ukraina mengatakan bahwa serangan ofensif yang telah lama diprediksikan ke wilayah Donbas di Ukraina Timur telah dimulai, di mana serangan intensif tersebut berlokasi di Slobozhansky dan Donetsk di Utara dan Timur negara itu.

Konflik tidak menunjukkan tanda-tanda akan segara berakhir, bahkan Bank Dunia telah menurunkan perkiraan pertumbuhan globalnya untuk tahun ini, hampir satu poin persentase penuh dari 4,1% menjadi 3,2% karena tekanan dari perang Rusia-Ukraina terhadap ekonomi global.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular