
Hary Tanoe 'Main' Batu Bara & Migas, Yuk Cek Perusahaannya

Menunggangi Gelombang Commodities Boom
Soal rencana ke depan, secara organik, IATA via BCR akan terus fokus untuk meningkatkan produksi pada IUP-IUP yang telah beroperasi dan memulai produksi di IUP-IUP baru.
"Hal ini dilakukan semaksimal mungkin memanfaatkan momentum harga batu bara yang masih sangat tinggi," jelas IATA.
Secara inorganik, IATA akan terus mencari peluang akuisisi tambang baru baik batu bara maupun mineral lainnya, seperti emas dan nikel serta menakar prospek lain yangberkaitan dengan energi terbarukan (renewable energy).
Di samping itu itu, IATA akan terus berevolusi guna meningkatkan sinergi dan efektifitas di semua lini. "Perseroan berencana untuk terjun di usaha kontraktor, logistik & transportasi, trading, dan lain sebagainya," lanjut manajemen.
Harga Batu Bara-Minyak dan Perang Rusia-Ukraina
Manajemen IATA sendiri menjelaskan, saat ini dunia memasuki fase baru konflik terbuka yang ditandai masuknya pasukan Rusia ke wilayah Ukraina.
"Konflik geopolitik ini turut memanaskan harga komoditas dan energi global. Harga minyak mentah dan gas alam terus menguat," kata IATA dalam keterangan tertulisnya.
Manajemen pun memberi contoh, harga minyak jenis Brent berada pada level US$ 97,90 per barel pada Jumat (8/4). Sementara itu, harga gas alam berada di level US$ 6,30 per MMBtu (million british thermal units).
Rusia sendiri, kata IATA, menempati posisi kedua pemasok minyak mentah dunia setelah Arab Saudi, dengan pangsa pasar hingga 10% kebutuhan minyak global. Sementara, ekspor gas alam Rusia menyumbang 26% dari perdagangan pipa internasional dan 8% dari perdagangan LNG.
"Sekitar 77% dari ekspor ini pergi ke negara-negara Eropa dan menyumbang sekitar 40% dari total konsumsi gas alam Eropa," ungkap manajemen IATA.
Melihat dari data tersebut, IATA berkesimpulan, Rusia merupakan pemain utama dalam pemenuhan kebutuhan minyak dan gas alam di Eropa.
"Walaupun banyak negara enggan mengembargo perdagangan energi Rusia, sanksi terhadap bank dan entitas lain akan menghambat ekspor minyak, gas alam, dan batu bara Rusia, mengancam pasar energi global. Pengurangan pasokan minyak dan gas alam Rusia akan mendongkrak harga energi fosil," pungkas IATA.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)[Gambas:Video CNBC]