Dolar AS Perkasa! Data Neraca Dagang Belum Kuat Angkat Rupiah

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
18 April 2022 11:48
mata uang dolar rupiah
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bergerak melemah kemudian stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Senin (18/4/2022). Performa dolar AS memang sedang di atas angin, sehingga wajar saja jika rupiah pun tertekan.

Melansir data dari Refinitiv, Mata Uang Tanah Air membuka perdagangan dengan melemah 0,12% di Rp 14.360/US$. Kemudian, rupiah memangkas koreksinya menjadi 0,08% ke Rp 14.355/US$ dan bergerak stagnan hingga pukul 11:00 WIB.

Memang, indeks dolar AS sedang menguat di pasar spot. Pukul 11:00 WIB, dolar AS berhasil menguat 0,37% ke level 100,692 terhadap 6 mata uang dunia.

Padahal, pekan lalu, kinerja Mata Uang Garuda terbilang cukup apik. Rupiah berhasil menguat 0,12% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) secara point-to-point. Rupiah mengakhiri pekan lalu di posisi Rp 14.343/US$.

Secara tahun berjalan (year-to-date/YTD), Mata Uang Garuda memang masih melemah terhadap dolar AS sebanyak 0,6%.

Namun, di Asia, rupiah menjadi juara ketiga untuk performa terbaik. Rupiah hanya kalah dengan yuan China dan dolar Singapura yang pelemahannya lebih sedikit terhadap dolar AS yang masing-masing sebesar 0,3% dan 0,5%.

Semua perhatian tertuju pada kalender ekonomi dalam negeri, di mana Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia senilai US$ 26,5 miliar atau tumbuh 29,42% secara bulanan dan melesat 44,36% secara tahunan.

Sementara itu, impor Indonesia tumbuh tinggi pada Maret 2022. Namun secara nominal, nilai impor masih lebih sedikit ketimbang ekspor sehingga neraca perdagangan Indonesia tetap surplus.

Dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia berhasil membukukan surplus US$ 4,53 miliar.

Selain itu, pada Selasa (19/4) pukul 14:30 WIB, akan dirilis suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI), yang akan menjadi penggerak rupiah di pasar spot.

Namun, potensi melemahnya Mata Uang Tanah Air pada perdagangan hari ini dapat terlihat di pasar Non-Deliverable Forward (NDF) yang dibandingkan dengan beberapa saat setelah penutupan perdagangan pada Kamis (15/4).

Periode

Kurs Kamis (15/4) pukul 14:58 WIB

Kurs Senin (18/4) pukul 11:04 WIB

1 Pekan

Rp14.349,7

Rp14.358,0

1 Bulan

Rp14.354,0

Rp14.366,0

2 Bulan

Rp14.367,0

Rp14.381,0

3 Bulan

Rp14.380,0

Rp14.400,0

6 Bulan

Rp14.456,0

Rp14.481,0

9 Bulan

Rp14.551,0

Rp14.581,0

1 Tahun

Rp14.675,5

Rp14.691,0

2 Tahun

Rp14.971,0

Rp14.964,0

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot.

Sementara itu, di Negeri Paman Sam, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun pada pekan lalu menyentuh level tertinggi dalam tiga tahun di atas 2,83%. Hal tersebut dipicu oleh kecemasan pasar akan angka inflasi AS di Maret yang mencapai 8,5%.

Tidak hanya itu, Goldman Sachs Group juga memperkirakan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menghadapi tugas yang sulit dalam pengetatan kebijakan moneter untuk mendinginkan inflasi tanpa menyebabkan resesi, dengan peluang sebanyak 35% bahwa kontraksi ekonomi akan terjadi selama dua tahun ke depan, seperti yang diwartakan Bloomberg.

Tantangan utama The Fed adalah mengurangi kesenjangan antara lowongan pekerjaan dan tenaga kerja untuk memperlambat pertumbuhan upah tanpa meningkatkan angka pengangguran di negaranya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular