Negara Ini Korban Jebakan Utang China, Bandaranya Hilang?

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
18 April 2022 07:35
China's Chen Meng, left, and Sun Yingsha hold their national flag after winning the table tennis women's singles gold medal match at the 2020 Summer Olympics, Thursday, July 29, 2021, in Tokyo. (AP Photo/Kin Cheung)
Foto: AP/Kin Cheung

Jakarta, CNBC Indonesia - China dikenal sebagai negara yang kerap memberikan pinjaman dana, terutama untuk pembangunan infrastruktur. Namun, hal ini ternyata tidak selalu berdampak baik.

Negara di Afrika, Uganda dilaporkan tengah berusaha mengubah perjanjian pinjamannya dengan China. Ini untuk memastikan bandara internasionalnya, Entebbe Uganda dan sejumlah aset tidak hilang karena gagal bayar (default).

Menurut laporan Gulf News yang melansir Bloomberg awal pekan ini, perjanjian itu dibuat tahun 2015. Negara itu meminjam US$ 200 juta (sekitar Rp 2,8 triliun) dari Bank Export-Import (EXIM) China untuk memperluas bandara Entebbe.

Klausul yang ingin diubah antara lain, perlunya Otoritas Penerbangan Sipil Uganda untuk meminta persetujuan dari pemberi pinjaman China untuk anggaran dan rencana strategisnya.

Aturan lain mengamanatkan bahwa setiap perselisihan antara para pihak harus diselesaikan oleh Komisi Arbitrase Ekonomi dan Perdagangan Internasional China.

Hal sama juga dimuat Economic Times. Mengutip sejumlah media lokal, Presiden Uganda Yoweri Museveri dilaporkan telah mengirimkan delegasi ke Beijing guna bernegosiasi dengan pemerintah China.

Uganda sudah mencoba bernegosiasi sejak Maret 2021. Namun sejauh ini belum berhasil. Pinjaman itu sendiri memiliki tenor 20 tahun, termasuk masa tenggang tujuh tahun.

"Tetapi sekarang tampaknya transaksi yang ditandatangani dengan EXIM China berarti Uganda 'menyerahkan' satu-satunya bandara internasionalnya," tulis media India tersebut mengutip SaharaReporters.com, portal berita yang berfokus pada Afrika.

"Pengungkapan bahwa pemerintah Uganda menandatangani perjanjian, antara lain, melepaskan kekebalan untuk aset kedaulatannya telah menimbulkan pertanyaan tentang tingkat pengawasan dan uji tuntas yang dilakukan birokrat sebelum melakukan perjanjian secara internasional," tulis laporan lain, Allafrica.com.

Bandara Internasional Entebbe adalah satu-satunya bandara internasional Uganda. Bandara itu menangani lebih dari 1,9 juta penumpang per tahun.

Sementara itu juru bicara regulator penerbangan Uganda dan Direktur Jenderal China untuk Urusan Afrika, dalam tweet terpisah, membantah hal ini. Pinjaman diberikan terkait proyek pendanaan yang digagas Xi Jinping, Belt and Road Initiative.


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Janji Manis Ingkar, Korban Robot Trading Net89 Kembali Ngamuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular