Lampu Kuning, Gaes! Waspada IHSG Rawan Koreksi di Awal Pekan
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,38% di level 7.235,5 pada perdagangan Kamis (14/4/2022).
Meski terkoreksi di akhir perdagangan pekan lalu, IHSG masih tercatat membukukan apresiasi 1,52% di sepanjang pekan.
Inflow dana asing juga masih mengalir deras yang tercermin dari nilai net buy di seluruh pasar yang mencapai Rp 5,29 triliun.
Sementara itu indeks saham Wall Street ditutup kurang menggairahkan pekan lalu. Indeks Dow Jones tercatat melemah 0,38%, S&P 500 drop 2,39% sedangkan Nasdaq Composite ambles 3,93% di sepanjang minggu lalu.
Untuk pekan ini, sentimen di pasar masih akan seputar rilis earnings dari emiten-emiten saham di AS untuk kuartal I-2022.
Namun pelaku pasar masih melihat bahwa sentimen pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan oleh the Fed masih akan dominan dan membuat pasar terus bergerak volatil.
Apabila yield obligasi pemerintah AS terus mengalami kenaikan, maka harga aset-aset keuangan berisiko seperti saham akan cenderung tertekan.
Dari dalam negeri, hari ini investor mencermati rilis data perdagangan internasional untuk bulan Maret. Konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics memperkirakan ekspor Indonesia bulan lalu naik 28,83% year on year (yoy) dan impor naik 18,3% yoy yang membuat surplus neraca dagang sebesar US$ 2,89 miliar.
Memang perkiraan pasar cenderung lebih rendah dari bulan sebelumnya. Namun adanya surplus neraca dagang yang besar bisa menjadi katalis positif untuk aset keuangan dalam negeri seperti rupiah dan saham.
Lantas, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Simak analisis teknikalnya berikut ini.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG pekan lalu dan indikator BB, tampak bahwa indeks gagal bertahan di level resisten 7.278 dan malah ditutup dengan koreksi.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung menurun ke level 68,24 setelah sebelumnya menyentuh level jenuh belinya (overbought). Perlu diwaspadai indeks masih berpotensi menurun jika tekanan jual semakin tereskalasi.
Untuk perdagangan hari ini, IHSG berpotensi menguji level 7.200 sebagai level support terdekat dan apabila level ini berhasil tertembus maka level support selanjutnya berada di 7.092.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)