Alhamdulillah Pasar Libur Hari Ini, Bau-baunya IHSG Loyo Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar modal RI tutup untuk memperingati Wafat Isa Almasih/Wafat Yesus Kristus atau Jumat Agung, Jumat (15/4/2022). Andai pasar dibuka, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi tertekan.
Ini karena sentimen negatif dari bursa sejumlah saham Asia yang memerah dan bursa saham Amerika Serikat (AS). Wall Street kompak turun pada Jumat dini hari waktu Indonesia.
Dari kawasan Asia, Indeks Nikkei Jepang di sesi awal perdagangan turun 1,27% dan indeks Topix melemah 1,2%. Di mana saham emiten teknologi anjlok dan saham SoftBank Group merosot 2,33% dan saham Sony anjlok lebih dari 3%.
Hal serupa terjadi pada indeks KOSPI Korea Selatan (Korsel) turun 1%. Saham di dataran China diperdagangkan di zona merah di mana indeks Shanghai Composite China turun 0,46%.
Hari ini, investor akan disajikan dengan data ekonomi seperti harga properti di China dan data perdagangan Korsel. Mayoritas bursa saham di wilayah tersebut ditutup untuk memperingati Jumat Agung, termasuk di Hong Kong, Australia, Singapura, India, dan Selandia Baru.
Sementara, Wall Street kompak berakhir di zona negatif pada perdagangan Kamis (14/4/2022). Di mana investor masih mencerna musim rilis kinerja keuangan yang beragam dari bank-bank besar AS dan angka inflasi yang tinggi.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup 113,36 poin lebih rendah atau turun tipis 0,33% menjadi 34.451,23. Hal serupa terjadi, S&P 500 anjlok 1,21% menjadi 4.392,59 dan Nasdaq Composite merosot tajam sebesar 2,14% ke level 13.351,08.
Kemudian, indeks S&P 500 melemah 2,13% selama empat pekan. Nasdaq dan Dow Jones turun yang masing-masing sebesar 2,63% dan 0,78% di sepanjang pekan ini.
Pergerakan tersebut terjadi ketika inflasi menjadi pusat perhatian investor pekan ini. Biro Statistik Ketenagakerjaan AS, mencatat inflasi berada di atas ekspektasi sebesar 8,5%, tertinggi sejak Desember 1981.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS naik lebih tinggi, di mana dua rilis data ekonomi AS menunjukkan kenaikan harga yang tajam. Pada Kamis, yield obligasi tenor 10 tahun naik 13 basis poin ke atas 2,8%.
"Apa yang terjadi dengan yield obligasi berdampak langsung pada saham karena hal tersebut menjadi salah satu titik dari banyak titik data negatif yang harus dihadapi investor," tutur Pendiri 50 Park Investments Adam Sarhan dikutip dari CNBC International.
Kecemasan akan inflasi dan tingginya yield obligasi mengerek saham emiten teknologi menurun kemarin. Di mana investor beralih ke saham yang lebih stabil.
Sementara, kemarin, IHSG ditutup melemah 0,38% ke 7.235,53, usai menguat selama 2 hari beruntun. Sebenarnya, IHSG tampil ciamik selama sepekan terakhir dengan naik 1,52%. IHSG juga rajin menembus rekor tertinggi anyar.
Selain itu, investor asing juga terus masuk ke bursa RI. Selama sepekan asing masuk sebesar Rp 4,62 triliun dan sejak awal tahun (ytd), asing melakukan beli bersih Rp 50,66 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/sef)