Disebut Tukang 'Ngutang', Menkeu Selamatkan RI Dari Utang

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
Kamis, 14/04/2022 09:25 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Memberikan Keterangan Pers Mengenai Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022 (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Indonesia dipastikan berkurang Rp 100 triliun dari perkiraan awal. Hal ini terjadi setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) lebih rendah pada 2022.

APBN 2022 awalnya diasumsikan defisit hingga Rp 868 triliun atau 4,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini akan menjadi tambahan dari nominal utang Indonesia yang kini mencapai sekitar Rp 6.000 triliun.

Untuk menutup defisit, Kemenkeu akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) neto senilai Rp 991,3 triliun. Secara bruto SBN yang diterbitkan Rp 1.300,1 triliun.


"Defisit (tahun lalu) yang tadinya Rp 1000 triliun turun jadi Rp 800 triliun. Tahun ini coba turunkan lagi, kita sudah hitung-hitung paling tidak turun Rp 100 T atau bisa lebih, jadi ini semua bergerak jadi kami dari sisi Kemenkeu lakukan rapat tiap minggu," kata Sri Mulyani dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Maret lalu.

Sekarang, defisit APBN diperkirakan menjadi 4,3%. Posisi APBN, kata Sri Mulyani, sedang dalam kondisi terjaga. Artinya defisit perlahan turun, bahkan lebih rendah dari yang diperkirakan dan siap menuju 3% terhadap PDB pada tahun depan.

Ini ditopang oleh penerimaan negara yang meningkat drastis akibat lonjakan harga komoditas dan pemulihan ekonomi Indonesia. Di sisi lain, pemerintah juga mendapatkan bantuan dari Bank Indonesia (BI) melalui SKB untuk menambal kebutuhan belanja negara pada tahun ini sekitar Rp 200 triliun.

"Jadi tahun lalu defisit turun ke 4,6% dalam waktu setahun dan tahun ini berharap turun lagi karena profit, refocusing tetap kita lakukan mana paling penting jadi ada prioritas sehingga ada space dipakai kurangi utang," katanya.


(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi