
Wall Street Rebound, Bursa Asia Dibuka Cerah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung menghijau pada perdagangan Kamis (14/4/2022), di tengah cerahnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu kemarin waktu AS.
Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,31%, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,33%, Shanghai Composite China melaju 0,68%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,46%, ASX 200 Australia tumbuh 0,14%, dan KOSPI Korea Selatan naik 0,1%.
Dari Australia, data ketenagakerjaan periode Maret 2022 akan dirilis pada hari ini pukul 09:30 waktu setempat atau pukul 08:30 WIB.
Sementara itu dari Korea Selatan, bank sentral (Bank of Korea/BoK) memutuskan untuk kembali menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke level 1,5%, dalam keputusan pertama dewan tanpa adanya gubernur.
Kenaikan suku bunga BoK ini lebih tinggi dari konsensus ekonom dalam polling Reuters yang memperkirakan BoK akan menaikannya ke level 1,25%.
Kenaikan suku bunga bank sentral Negeri Ginseng menyoroti rasa urgensi di antara pembuat kebijakan untuk mengatasi inflasi setelah BoK pada pekan lalu memperingatkan kemungkinan inflasi akan tetap dalam kisaran 4% di masa mendatang.
Bursa Asia-Pasifik yang cenderung cerah pada hari ini terjadi setelah rebound-nya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Rabu kemarin waktu setempat.
Indeks Dow Jones ditutup melesat 1,01% ke level 34.564,59, S&P 500 melonjak 1,12% ke 4.446,59, dan Nasdaq Composite melompat 2,03% ke posisi 13.643,59.
Sepertinya, lesatan Wall Street disebabkan oleh technical rebound. Maklum, sebelumnya Wall Street sudah terkoreksi lumayan dalam.
Misalnya indeks S&P 500, sebelumnya melemah tiga hari beruntun. Selama tiga hari itu, koreksinya mencapai 2,28%.
Oleh karena itu, saham-saham di Wall Street kini sudah 'murah'. Inilah yang kemungkinan mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi borong.
Selain itu, investor juga semringah melihat rilis laporan keuangan emiten. Delta Air Lines mengumumkan akhirnya kembali mencetak laba pada kuartal I-2022 setelah lama tenggelam akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Pada kuartal perdana 2022, Delta Air Lines melaporkan pendapatan sebesar US$ 9,35 miliar. Lebih tinggi ketimbang ekspektasi pasar yaitu US$ 9,04 miliar.
"Ternyata permintaan masih tetap tinggi. Aura hidup yang kembali normal setelah pandemi membuat masyarakat berani keluar dan bepergian," kata Matthew Keator, Managing Partner di Lenox, seperti dikutip dari Reuters.
Positifnya Wall Street juga terjadi di tengah prospek inflasi yang masih bakal meninggi sebagaimana terlihat dari Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) pada Maret lalu yang melompat 11,2% (tahunan).
Data PPI yang naik semakin memperkuat keyakinan pasar bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal mendongkrak suku bunga acuan lebih cepat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam
