
Saham Milik Keponakan Soeharto Tak Lagi di Pucuk Top Gainers

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (13/4/2022) kemarin dan kembali mencetak rekor tertingginya.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,67% ke level 7.262,777. IHSG berhasil kembali mencetak rekor tertinggi barunya (all time high/ATH) pada perdagangan kemarin, meski pada perdagangan intraday kemarin, level tertingginya berada di 7.266,399.
Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp 17 triliun dengan melibatkan 28 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali. Sebanyak 274 saham naik, 256 saham turun, dan 157 saham mendatar.
Investor asing pun kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,18 triliun di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 858,34 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 317,15 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Di tengah cerahnya kembali IHSG, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Saham emiten bidang industri kayu lapis yakni PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) menjadi saham pertama di deretan saham top gainers kemarin. Saham TIRT ditutup melonjak 34,34% ke level harga Rp 133/saham.
Nilai transaksi saham TIRT pada perdagangan kemarin mencapai Rp 8,57 miliar dengan volume perdagangan mencapai 70,75 juta saham. Investor asing melepas saham TIRT sebesar Rp 13,3 juta di pasar reguler.
Di tengah melonjaknya harga saham TIRT, Bursa Efek Indonesia (BEI) masih belum melepas notasi khusus kepada saham TIRT, di mana saham ini mendapatkan notasi khusus yakni E, yang artinya laporan keuangan perseroan terakhir menunjukkan ekuitas negatif.
Sedangkan di posisi kedua terdapat saham emiten perikanan berupa rajungan yakni PT Morenzo Abadi Perkasa Tbk (ENZO) yang melesat 17,54% ke posisi harga Rp 67/saham.
Nilai transaksi saham ENZO Rabu kemarin mencapai Rp 15,07 miliar dengan volume perdagangan mencapai 226,03 juta saham. Investor asing melepasnya sebesar Rp 1,92 juta di pasar reguler.
Saham ENZO sendiri sempat menjadi top gainers pertama pada perdagangan sesi I Rabu kemarin. Bisa dibilang, saham ENZO tergolong sebagai saham 'tidur' karena harganya tak jarang mengalami peningkatan signifikan secara tiba-tiba.
Terakhir, saham ENZO sempat masuk kejajaran top gainers pada Selasa pekan lalu, di mana harga sahamnya melesat 19,61%.
Informasi saja, sejak pertengahan Oktober 2020 (atau sebulan usai melantai di bursa), saham ENZO jarang sekali bergerak di BEI dan terbenam di level Rp 50/saham.
Pada 5 April pekan lalu, pihak ENZO memberi tanggapan terkait volatilitas harga saham perusahaan kepada BEI.
Manajemen ENZO mengatakan bahwa perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
"Perseroan tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 60/POJK.04/2015 Tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu," kata pihak ENZO, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (13/4/2022).
Selain itu, ENZO juga menjelaskan, perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat, termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di BEI.
Sementara itu, saham emiten penyedia metaverse yakni PT WIR Asia Tbk (WIRG) mulai tak lagi menjadi saham yang selalu menduduki posisi pertama atau kedua dari jajaran top gainers harian.
Pada Rabu kemarin, saham WIRG berada di posisi ke-10 atau posisi paling minor di jajaran top gainers. Saham WIRG ditutup melesat 10,53% ke level Rp 945/saham.
Nilai transaksi saham WIRG kemarin mencapai Rp 370,02 miliar dengan volume perdagangan mencapai 397,11 juta saham. Investor asing melepas saham WIRG sebesar Rp 3,95 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing masih membelinya sebesar Rp 30,26 miliar.
Setelah berulang kali melonjak hingga menyentuh level auto rejection atas (ARA), BEI pun memberikan peringatan kepada investor terkait kenaikan harga saham PT Wir Asia Tbk (WIRG) terkait kenaikan harga saham yang diluar kebiasaan (unusual market activity/UMA).
"Dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham WIRG yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity)...Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham WIRG tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," kata Kepala Divisi Pengawasa Transaksi Lidya M Panjaitan, melalui surat yang dipublikasikan di situs BEI.
Selain beberapa saham menjadi top gainers disaat IHSG cerah kembali, ada juga beberapa saham yang menjadi top losers.
Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Rabu kemarin.
![]() |
Dari data di atas, dari perdagangan Selasa lalu hingga kemarin, ada dua saham yang masih bertahan di jajaran top losers, meski posisinya cenderung berubah.
Adapun saham yang masih bertengger di jajaran top losers yakni saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) dan saham PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA). Keduanya pun terkena level auto rejection bawah (ARB) kemarin.
Saham SUPR ditutup ambles 6,99% ke level harga Rp 32.950/saham pada perdagangan kemarin. Nilai transaksi saham SUPR pada perdagangan kemarin masih terbilang kecil yakni mencapai Rp 6,75 juta dengan volume perdagangan hanya mencapai 200 lembar saham.
Hingga perdagangan kemarin, BEI masih belum mencabut notasi khusus di saham SUPR. Adapun notasi khusus tersebut yakni notasi X, yang berarti efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus.
Meski telah berulang kali menjadi saham top losers, tetapi saham SUPR masih menjadi saham yang termahal kedua secara nominal di BEI, setelah saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA). Karena dinilai sangat mahal, maka investor cenderung enggan memburunya.
Sedangkan, saham ESTA ditutup ambrol 6,9% ke posisi harga Rp 378/saham. Nilai transaksi saham ESTA pada Rabu kemarin mencapai Rp 55,23 juta dengan volume perdagangan mencapai 233,4 ribu lembar saham.
Sebelumnya pada 6 April lalu, pihak bursa meminta penjelasan kepada perseroan terkait Permintaan Penjelasan atas Volatilitas Transaksi Efek.
Perseroan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan PMHMETD I yang mana hal ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 1 April 2022, dan juga Perseroan telah menyampaikan Keterbukaan Informasi terkait PMHMETD I.
Namun, Esta Multi Usaha tidak mengetahui fakta material bahwa PMHMETD dapat mempengaruhi nilai efek Perseroan yang dapat mempengaruhi keputusan investasi pemodal.
Selain SUPR dan ESTA, adapula saham yang pada Selasa lalu sempat masuk ke jajaran top gainers, pada Rabu kemarin masuk ke jajaran top losers. Adapun saham tersebut yakni PT Gozco Plantations Tbk (GZCO).
Saham GZCO ditutup ambruk 6,73% ke level Rp 194/saham. Nilai transaksi saham GZCO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 120,2 miliar dengan volume perdagangan mencapai 606,42 juta lembar saham.
Sebelumnya pada Selasa lalu, emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit ini sempat menduduki posisi pertama saham top gainers.
Namun, karena harganya sudah melesat, maka investor cenderung melepasnya kemarin dan pada akhirnya masuk ke jajaran top losers kemarin, meski berada di urutan ke-5.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Harga saham emiten penyedia dunia metaverse, PT WIR ASIA Tbk (WIRG) konsisten melesat sejak debut perdana pada Senin pekan lalu (4/4/2022).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/4), harga saham WIRG melesat 8,77% Rp 930/unit per pukul 13.47 WIB.
Dus, harga saham WIRG sudah melonjak selama 8 hari perdagangan beruntun atau meroket 453,57% sejak debut di harga Rp 168/unit pada 4 April lalu.
Dari 8 kali perdagangan tersebut, sebanyak 7 kali saham WIRG konsisten menyentuh batas auto rejection atas (ARA).
Menariknya, para pemegang saham WIRG bukanlah nama-nama asing, baik di dunia pasar modal RI maupun kancah perpolitikan Tanah Air.
Ambil contoh, ada nama Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau yang dikenal sebagai Yenny Wahid, putri presiden RI ke-4 mendiang Gus Dur. Yenny Wahid memiliki 280.420.000 atau 2,35% saham WIRG.
Selain Yenny, banyak nama pesohor lain, salah satunya, Agus Lasmono yang memiliki 0,2% saham WIRG. Keponakan Soeharto ini merupakan pendiri dan pemilik INDY, serta merupakan pengendali NETV lewat PT Sinergi Lintas Media.
Adapun, PT Sinergi Lintas Media sendiri menguasai 71,43% saham NETV.
Selain lewat Sinergi Lintas, pria bernama lengkap Agus Lasmono Sudwikatmono ini juga menguasai NETV lewat PT Indika Inti Holdiko sebesar 7,69%. Saat ini, Agus Lasmono saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Indika Inti Holdiko.
Agus Lasmono adalah anak kandung pengusaha Indonesia, mendiang Sudwikatmono. Semasa hidupnya, Sudwikatmono pernah menjabat di berbagai perusahaan Grup Salim.
Dwi, demikian Sudwikatmono akrab dipanggil, memang dikenal dekat sebagai mitra bisnis Liem Sioe Liong alias Sudono Salim, sang pendiri Grup Salim. Dwi juga merupakan sepupu dari Presiden RI kedua, mendiang Soeharto.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah