Review
Fakta Menarik Saham WIRG & NETV Milik Keponakan Soeharto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten penyedia dunia metaverse, PT WIR ASIA Tbk (WIRG) konsisten melesat sejak debut perdana pada Senin pekan lalu (4/4/2022).
Lonjakan harga saham WIRG turut membuat pemegang saham lamanya, termasuk putri Presiden ke-4 RI hingga bos induk perusahaan media televisi NET TV atau PT Net Visi Media (NETV), berpotensi mengantongi capital gain yang besar.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/4), harga saham WIRG melesat 8,77% Rp 930/unit per pukul 13.47 WIB.
ARA Berjilid Setelah Listing
Dengan ini, harga saham WIRG sudah melonjak selama 8 hari perdagangan beruntun atau meroket 453,57% sejak debut di harga Rp 168/unit pada 4 April lalu.
Dari 8 kali perdagangan tersebut, sebanyak 7 kali saham WIRG konsisten menyentuh batas auto rejection atas (ARA).
Sebagai informasi, dalam penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), WIR Asia melepas 2,33 miliar saham baru atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO serta 233,7 juta saham tambahan karena terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat.
Harga saham perdana ditetapkan Rp 168 per saham sehingga total dana yang diperoleh mencapai Rp 431,9 miliar.
Ritme serupa juga terjadi pada saham NETV yang langsung melesat saat listing hingga membuatnya mengalami autoreject atas (ARA). Bukan hanya sekali, tapi ARA terjadi berkali-kali. Adanya ARA tersebut membuat saham NETV saat ini berada di level Rp 374 per saham, naik 90,81% dibanding harga pelasnaan IPO, Rp 196 per saham.
Saham NETV bahkan sempat menyentuh level tertingginya, Rp 735 per saham. Level ini tercapai pada pertengahan Februari kemarin.
Ada Yenny Wahid, Keponakan Soeharto, hingga Keponakan Prabowo
Menariknya, para pemegang saham WIRG bukanlah nama-nama asing, baik di dunia pasar modal RI maupun kancah perpolitikan Tanah Air.
Ambil contoh, ada nama Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau yang dikenal sebagai Yenny Wahid, putri presiden RI ke-4 mendiang Gus Dur. Yenny Wahid memiliki 280.420.000 atau 2,35% saham WIRG.
Asal tahu saja, saat ini Yenny Wahid juga menjabat sebagai Komisaris Independen emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Selain Yenny, ada Pieter Tanuri, mantan pemilik emiten ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dan pemegang saham klub bola Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) yang memiliki 60.000.000 saham atau 0,50% saham WIRG setelah IPO.
Di samping nama-nama di atas, masih banyak pengusaha besar lainnya yang ikut menjadi pemegang saham minoritas di WIRG dan ikut berpotensi untung dari kenaikan harga saham emiten tersebut.
Untuk menyebut beberapa, ada Direktur Utama PT Indika Energy Tbk (INDY), Arsjad Rasjid (menggenggam 0,13%) dan sejumlah direksi INDY lainnya, termasuk Komisaris Utama INDY Agus Lasmono (0,2%).
Sebagaimana diketahui, INDY adalah salah satu emiten energi terbesar di RI.
Nama terakhir, Agus Lasmono, yang adalah pendiri dan pemilik INDY, juga merupakan pengendali NETV lewat PT Sinergi Lintas Media.
Adapun, PT Sinergi Lintas Media sendiri menguasai 71,43% saham NETV.
Selain lewat Sinergi Lintas, pria bernama lengkap Agus Lasmono Sudwikatmono ini juga menguasai NETV lewat PT Indika Inti Holdiko sebesar 7,69%. Saat ini, Agus Lasmono saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Indika Inti Holdiko.
Asal tahu saja, Agus Lasmono adalah anak kandung pengusaha Indonesia, mendiang Sudwikatmono. Semasa hidupnya, Sudwikatmono pernah menjabat di berbagai perusahaan Grup Salim.
Dwi, demikian Sudwikatmono akrab dipanggil, memang dikenal dekat sebagai mitra bisnis Liem Sioe Liong alias Sudono Salim, sang pendiri Grup Salim. Dwi juga merupakan sepupu dari Presiden RI kedua, mendiang Soeharto.