Spekulan Mulai "Buang" Dolar AS, Rupiah Bisa Menguat Dong?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 April 2022 08:05
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah masih belum menunjukkan pergerakan besar melawan dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan terakhir. Pergerakan hariannya selalu tipis, entah itu menguat atau melemah.

Pada perdagangan Senin kemarin, rupiah tercatat melemah tipis saja. Padahal dolar AS sedang kuat-kuatnya, sebab bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 0,75% - 1% pada bulan depan.

Selain itu, The Fed juga akan mengurangi nilai neracanya yang saat ini nyaris mencapai US$ 9 triliun. Dengan demikian, likuditas diharapkan cepat terserap, dan inflasi bisa melandai.

Tetapi nyatanya para pelaku pasar tidak serta merta memborong dolar AS, data terbaru menunjukkan justru malah "dibuang".

Hal tersebut terlihat dari posisi spekulatif dolar AS berdasarkan data Commodity Futures Trading Commission (CFTC) yang dirilis Jumat pekan lalu.

Data tersebut menunjukkan pada pekan yang berakhir 5 April posisi beli bersih (net long) dolar AS mengalami penurunan nyaris US$ 2 miliar menjadi US$ 14,13 miliar.

Penurunan tersebut merupakan yang pertama setelah naik selama 5 pekan.

Posisi spekulatif tersebut merupakan dolar AS melawan yen Jepang, euro, poundsterling, franc, dolar Kanada serta dolar Australia.

Berkurangnya posisi spekulatif tersebut menjadi indikasi meski The Fed akan agresif menaikkan suku bunga, tetapi sebagian pelaku pasar melihat dolar AS tidak akan menguat terlalu jauh.

Jika net long dolar AS menurun, posisi spekulatif rupiah justru berbalik dari jual menjadi beli. Hal tersebut terlihat dari survei dua mingguan yang dilakukan Reuters.

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

Survei terbaru yang dirilis hari ini Kamis (7/4/2022) menunjukkan angka untuk rupiah -0,04 membaik dari dua pekan lalu 0,04.

Dengan spekulan kembali long terhadap rupiah dan net long dolar AS berkurang, Mata Uang Garuda tentunya memiliki peluang untuk menguat ke depannya.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) 100 dan 200. Ketiga MA tersebut bergerak mendatar, yang menjadi indikasi rupiah bergerak sideways, apalagi sejak awal tahun membentuk pola Rectangle.

Batas bawah pola Rectangle berada di kisaran Rp 14.240/US$ dan batas atas di kisaran Rp 14.400/US$. Untuk melihat kemana arah rupiah dalam jangka menengah salah satu level tersebut harus ditembus.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Foto: Refinitiv

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun dari wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam untuk melihat pergerakan harian berada di dekat wilayah overbought.

idrGrafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv 

Resisten terdekat di kisaran Rp 14.370/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.400/US$ yang merupakan batas atas pola rectangle. Penembusan konsisten ke atas level tersebut berisiko membawa rupiah melemah lebih jauh ke Rp 14.430/US$ hingga Rp 14.450/US$

Sementara selama bertahan di bawah resisten, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.340/US$ hingga Rp 14.320/US$. Di pekan ini rupiah berpeluang menguat ke 13.300/US$ hingga Rp 14.280/US$ jika mampu menembus konsisten ke bawah Rp 14.320/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular