BUMI Lakukan Pembayaran Tranche A US$ 67,8 juta

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
11 April 2022 18:12
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah memproses pembayaran ke-17 sebesar US$ 67,8 juta melalui agen fasilitas, pada Senin (11/4). Pembayaran tersebut mewakili pinjaman pokok sebesar US$ 63,6 juta dan bunga sebesar US$ 4,2 juta untuk Tranche A.

"Dengan dilakukannya pembayaran triwulanan ke-tujuh belas hari ini, Perseroan saat ini telah membayar keseluruhan sebesar US$ 613 juta secara tunai, terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$ 441,8 juta dan bunga sebesar US$ 171,2 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar (back interest)," jelas Director & Corporate Secretary Dileep Srivastava dalam keterangan tertulis, Senin (11/4/2022).

Adapun pembayaran berikutnya untuk Tranche A akan jatuh tempo pada Juli 2022 mendatang. Sementara Kupon PIK dari 11 April 2018 hingga 11 April 2022 atas Tranche B dan C juga sudah mulai dikapitalisasi.

Tahun ini perusahaan menargetkan produksi volume batu bara sebanyak 85 juta ton hingga 95 juta ton atau naik 10% dibandingkan dari target 2021.

Perusahaan pun berkomitmen mensuplai kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu, khususnya PLN untuk menjaga pasokan listrik domestik dan memprioritaskan ini sebelum mengekspor.

Oleh karena itu yang terpenting kata Dileep saat ini adalah untuk memasok, bukan untuk meningkatkan kapasitas.

"Karena harga batu bara kemungkinan pasti akan lebih rendah tahun ini," ujarnya.

Dia mengungkapkan, harga jual rata-rata batu bara perusahaan memang terus meningkat sejak 2020. Pada 2020, harga jual rata-rata batu bara BUMI mencapai US$ 47 per ton, lalu naik menjadi US$ 65-66 per ton pada 2021, dan pada Januari-Februari ini harga jual rata-rata telah meningkat lagi menjadi US$ 85-90 per ton.

Dengan kondisi harga batu bara yang terus melonjak, terutama sejak serangan Rusia ke Ukraina, pihaknya memperkirakan harga rata-rata ekspor batu bara BUMI bisa berada di kisaran US$ 140 - US$ 150 per ton.

"Kami perkirakan harga batu bara masih tetap tinggi di jangka menengah," ujarnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pecah Rekor, BUMI Catat Pendapatan US$ 8,53 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular