Analisis Teknikal

Sempat Dibuka Cetak Rekor, Bahan Bakar IHSG Habis di Sesi 2?

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 11/04/2022 12:33 WIB
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,40% di level 7.239,91 pada perdagangan sesi I awal pekan ini, Senin (11/4/2022).

IHSG sempat melesat dan tembus ke level tertinggi di 7.355,3 pada perdagangan intraday. Namun setelah menyentuh level tertingginya, penguatan IHSG terpangkas.

Salah satu pemicu IHSG yang cetak rekor di level fantastis hari ini adalah akibat listing saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).


Di hari pertama melantai di bursa, saham GOTO terpantau melesat 14,79% dan ditutup di level Rp 388/saham hingga sesi I berakhir.

Nilai kapitalisasi pasar GOTO langsung tembus Rp 459,53 triliun dan menjadi perusahaan dengan market cap ketiga terbesar di pasar modal RI.

Penguatan IHSG juga ditopang oleh terus mengalirnya dana asing ke pasar saham. Sampai dengan siang ini saja, asing net buy hampir Rp 554 miliar di seluruh pasar.

Jika menengok ke bursa saham tetangga, mayoritas bergerak di zona merah siang ini. Indeks Hang Seng melemah 2,45% sedangkan indeks Shanghai Composite drop 1,75%.

Di sesi I, IHSG sudah lolos dari jeratan koreksi. Namun akankah Dewi Fortuna kembali berpihak pada IHSG di sesi II? Simak ulasan teknikal berikut.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks gagal mempertahankan di level resisten terdekat 7.277.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Perlu diwaspadai, saat ini RSI juga cenderung menurun yang mengindikasikan penguatan momentum jual. Terakhir, RSI IHSG berada di level 66,24 setelah sebelumnya bergerak di area overbought.

Sementara itu dari sisi indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 berada di atas EMA 26 dan bar histogram di area positif.

Jika melihat indikator teknikal dan IHSG yang sudah sempat naik kencang, ada kemungkinan apresiasi IHSG berpotensi terpangkas di sesi II. Setidaknya IHSG akan menguji level support terdekat di 7.211 dan selanjutnya di 7.159.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat