Wall Street Bergerak Variatif di Sesi Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
08 April 2022 23:03
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Senin (4/4/2022), di tengah sikap investor menanti perkembangan seputar sinyal resesi menyusul kian agresifnya bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) melawan inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 210 poin (+0,6%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 1 jam kemudian menjadi 259,44 poin (+0,75%) ke 34.843,01. S&P 500 naik 10,75 poin (+0,24%) ke 4.510,96. Namun, Nasdaq turun 70,5 poin (-0,51%) ke 13.826,8.

Kemarin, indeks Dow Jones pulih setelah turun 2 hari beruntun. Indeks Dow Jones tumbuh 87,06 poin atau naik 0,25% ke 34.583,57 setelah sempat merosot sebanyak 300 poin pada sesi sebelumnya. Indeks S&P 500 dan Nasdaq juga berakhir lebih tinggi.

Investor mempertimbangkan sikap yang lebih agresif terhadap inflasi oleh The Fed. Pada Rabu (6/4), The Fed merilis risalah pertemuannya di bulan Maret, menyatakan rencananya untuk mengurangi kepemilikan obligasinya sebanyak US$95 miliar per bulan.

Tidak hanya itu, mereka juga mengindikasikan potensi kenaikan suku bunga acuannya sebanyak 50 basis poin di pertemuan berikutnya. Saham teknologi pun berguguran di mana Nvidia dan Micron selaku produsen mikrocip drop masing-masing sebesar 3% dan 1,5%. Demikian juga dengan saham Tesla, Alphabet, dan Apple yang juga melemah.

Saham UPS anjlok 1,1% setelah Bank of America cemas melihat pelemahan permintaan dan tekanan industri. Sebaliknya, saham layanan kesehatan dan konsumer menguat seperti Merck, Home Depot, JP Morgan Chase, dan American Express.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah yang masing-masing sebesar 1% dan 2,6% secara mingguan. Hal yang serupa terjadi pada indeks Dow Jones yang turun 0,7% selama sepekan. Penurunan itu menjadi pelemahan pertama indeks S&P 500 dan Nasdaq sejak 4 pekan.

"Piranti utamanya adalah suku bunga acuan sehingga kebanyakan mereka akan mulai menyerap likuiditas di sistem [keuangan]," tutur Kathy Bostjancic, Kepala Ekonom Oxford Economics seperti dikutip CNBC International.

Setelah bergerak volatil, harga minyak mentah kembali menguat tipis. Minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) bertambah 0,2% menjadi US$ 96,22/barel. Sementara itu, jenis Brent menguat 0,1% dan kembali melampaui level psikologis US$100. Saham Exxon Mobil and Halliburton pun menguat.

Pekan depan, investor juga akan disuguhkan dengan rilis kinerja keuangan dari 5 perusahaan perbankan raksasa. JPMorgan akan melaporkan neraca keuangan sebelum perdagangan dibuka pada Rabu (13/4). Pelaku pasar juga akan memantau rilis kinerja Citigroup, Goldman Sachs, Morgan Stanley, dan Wells Fargo pada Kamis depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular