Tempel Terus Level 7.200, IHSG Siap Pecahkan Rekor Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (8/4/2022), di tengah aksi buru pemodal asing dan lokal terhadap saham-saham unggulan di tengah pelonggaran arus mudik.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, indeks acuan utama bursa nasional tersebut berakhir menguat 61,41 poin (+0,86%) ke 7.188,78 pada penutupan sesi pertama. Sebanyak 261 saham menguat, 238 lain melemah, dan 178 sisanya flat.
Dibuka naik 29,9 poin (+0,42%) ke 7.157,309, IHSG tak sekalipun terkoreksi sehingga level pra-pembukaan sekaligus menjadi level terendahnya. Indeks acuan utama bursa nasional tersebut menyentuh level tertinggi hariannya pada 7.194,339 pukul 11:12 WIB dan menguat 61,41 poin atau 0,86% menjadi 7.188,78.
Nilai perdagangan tercatat sebesar Rp 8,3 triliunan dengan melibatkan 14 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 891 ribuan kali. Investor asing masih setia mencetak pembelian bersih (net buy), kali ini senilai Rp 734,51 miliar di pasar reguler.
Namun demikian, hari ini pasar saham nasional masih memiliki ruang penguatan karena bursa AS pun fajar tadi ditutup menguat meski tipis. Di sisi lain, Indonesia masih memiliki amunisi untuk menjadi energi tambahan penguatan, yakni saham konsumer dan ritel.
Sebagai negara dengan kontribusi konsumsi publik mencapai 54% dari kue Produk Domestik Bruto (PDB), sektor konsumer menjadi dan ritel berpeluang mendapatkan angin segar penguatan kinerja di tengah pelonggaran aktivitas masyarakat sejak awal tahun ini.
Momentum Puasa dan Lebaran, yang secara historis menyumbang kenaikan konsumsi (dan inflasi) nasional bakal berjalan normal kembali, setelah dalam dua tahun terakhir loyo akibat pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Harap dicatat, sektor konsumer non-siklikal menyumbang 12,31% kapitalisasi pasar nasional, berada di posisi kedua setelah sektor keuangan yang porsinya menjadi teratas sebanyak 36,13%. Sektor teknologi berada di posisi ketiga dengan porsi 9,92%.
Analisa Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan terakhir dan indikator BB, IHSG tampak ditutup di area batas atas BB.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung bergerak naik yang mengindikasikan bahwa adanya penguatan momentum beli. Saat ini RSI berada di area 57.
IHSG masih akan bergerak di level support di area 6.863 sedangkan level resist berada di level penutupan tertinggi sepanjang sejarah IHSG yakni di angka 6.928 apabila level ini ditembus, IHSG berpotensi menembus level 7.000 karena resis selanjutnya berada di level all time high 6.996.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp)