
Bareng SRTG, Saham Debutan SICO Langsung Jadi Top Gainers!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pendatang baru yang bergerak di sektor logistik dan optimasi migas, PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) menjadi salah satu jawara top gainers pada debut perdana di bursa, Jumat (8/4/2022).
Tidak hanya SICO, saham Grup Saratoga PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) juga melompat lebih dari 10% seiring ramainya dana asing masuk ke saham tersebut.
Berikut 5 saham top gainers pada penutupan sesi I hari ini, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sidomulyo Selaras (SDMU), naik +28,09%, ke Rp 114/unit. Nilai transaksi Rp 18,2 M
Sigma Energy Compressindo (SICO), +20,87%, ke Rp 278/unit. Nilai transaksi Rp 91,4 M
Surya Esa Perkasa (ESSA), +10,66%, ke Rp 1.505/unit. Nilai transaksi Rp 221,9 M
Saratoga Investama Sedaya (SRTG), +10,13%, ke Rp 3.370/unit. Nilai transaksi Rp 114,2 M
Trimitra Propertindo (LAND), +8,33%, ke Rp 91/unit. Nilai transaksi Rp 10,8 M
Menurut data di atas, saham SDMU memimpin top gainers dengan kenaikan 28,09%. Saham SDMU sedang dalam tren naik dalam sepekan ini seiring saham ini sukses melesat 4 kali dan memerah sekali.
Alhasil, dalam sepekan saham SDMU melonjak 52,00%.
Saham SICO sendiri sukses melejit 20,87% pada hari pertama melantai di bursa. Nilai transaksi saham SICO tercatat sebesar Rp 91,4 miliar.
Dalam penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) ini, SICO menerbitkan 270 juta saham baru yang setara 29,67% modal ditempatkan di harga Rp 230/unit dan menargetkan dana penawaran hingga Rp 62,10 miliar.
Rencananya, sebanyak Rp 26,6 miliar dana hasil IPO (44,75%) akan digunakan Sigma Energy untuk pengembangan usaha perseroan. Kemudian, sebanyak Rp 23,62 miliar (39,75%) akan digunakan sebagai modal kerja perusahaan.
Perusahaan berencana memakai Rp 9,21 miliar (15,50%) dana hasil IPO untuk membayar utang perseroan kepada PT Bank KEB Hana Indonesia.
Hingga akhir kuartal tiga tahun lalu, perusahaan memiliki jumlah aset yang naik dari tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 70,74 miliar. Ekuitas perusahaan pada periode yang sama juga meningkat 22,72% menjadi Rp 40,81 miliar.
Dengan menerbitkan 270 juta saham, artinya setelah IPO perusahaan memiliki total 910 juta saham beredar. Ekuitas perusahaan juga naik menjadi Rp 102,92 miliar setelah memperoleh dana IPO.
Dengan demikian nilai buku (book value) perusahaan tercatat sebesar Rp 113,09 per saham. Dengan harga penawaran Rp 230 per saham, berarti PBV perusahaan adalah sebesar 2,03 kali nilai bukunya pasca IPO.
Pendapatan perusahaan dalam tiga kuartal pertama tahun 2021 lalu meningkat tipis dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 55,03 miliar, sedangkan laba bersihnya juga meningkat 8,74% menjadi Rp 6,84 miliar.
Tidak hanya SDMU dan SICO, saham SRTG juga terkerek naik 10,13% ke Rp 3.370/unit. Kenaikan saham SRTG terjadi seiring investor asing memborong saham tersebut dengan nilai beli bersih Rp 22,96 miliar di pasar reguler.
Selain itu, kenaikan ini juga memperpanjang reli penguatan saham SRTG menjadi 4 hari beruntun. Sejurus dengan itu, dalam sepekan saham SRTG melesat 20,36% dan dalam sebulan melejit 24,35%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit