Mizuho Bank Sebut MAS Akan Agresif, Dolar Singapura Naik?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 April 2022 11:25
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (14/4/2022) pekan depan. Banyak yang memprediksi MAS akan bertindak agresif, yang membuat dolar Singapura akan unggul di kawasan ASEAN.

Tetapi nyatanya dalam beberapa hari terakhir dolar Singapura malah terus menurun melawan rupiah. Pada perdagangan Jumat (8/4/2022) pukul 10:29 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.531/SG$ yang merupakan level terendah sejak akhir Maret lalu.

Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi untuk Asia dan Oceania di Mizuho Bank mengatakan ia memperkirakan MAS akan mengambil langkah merubah centre dan slope $NEER guna meredam inflasi.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate), yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).

Sejauh ini MAS sudah dua kali mengetatkan kebijakan moneter dengan menaikkan slope $SNEER pada pertengahan Oktober lalu, dan awal tahun ini.

"Dengan inflasi melewati 4% di bulan Februari, bahkan sebelum perang Rusia - Ukraina membuat harga minyak meroket dan belum sepenuhnya berdampak ke inflasi. Bahayanya adalah, revisi proyeksi inflasi yang dilakukan MAS akan bisa tercapai," kata Varathan sebagaimana dilansir Straits Times, Kamis kemarin.

Hal senada juga diungkapkan analis lainnya.

Kami memperkirakan S$NEER akan naik 3% dari level saat ini hingga akhir tahun nanti," kata Brian Tan. Ekonomi senior Barclays untuk wilayah ASEAN dalam sebuah catatan kepada nasabahnya, sebagaimana dikutip The Star, Selasa (22/3/2022).

"Kita tidak bisa mengesampingkan langkah yang lebih agresif jika inflasi terus meninggi serta dampak dari kenaikan pajak barang dan jasa," kata Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research, sebagaimana dilansir Bloomberg.

Chua memperkirakan MAS akan menaikkan slope sebesar 50 basis poin. Sementara analis dari Citigroup, Goldman Sachs dan Nomura memprediksi kenaikan sebesar 100 basis poin.

MAS sendiri saat ini dalam periode blackout selama 21 hari hingga 14 April mendatang.

Selama periode blackout tersebut, MAS tidak mengeluarkan pernyataan apa pun, hal ini membuat pelaku pasar saat ini masih wait and see yang membuat kurs dolar Singapura menurun.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular