Top Gainers & Losers

Emiten Metaverse WIRG Jadi Paling Cuan, NANO Masih Longsor

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
08 April 2022 06:50
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis (7/4/2022) kemarin, di tengah memerahnya bursa saham Asia-Pasifik.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,33% ke level 7.127,367. Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG sempat terkoreksi tipis. Namun tak lama setelah koreksi tipis, IHSG langsung berbalik arah ke zona hijau hingga akhir perdagangan kemarin.

Nilai transaksi kemarin mencapai Rp 13,6 triliun dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali.

Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 538,46 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 414,29 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 124,17 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

IHSG sukses menguat ketika mayoritas bursa saham Asia-Pasifik berakhir di zona merah kemarin. Indeks Nikkei Jepang, Hang Seng Hong Kong, Shanghai Composite China, dan KOSPI Korea Selatan bahkan ambles lebih dari 1%.

Di tengah cerahnya kembali IHSG pada perdagangan kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Gainers

Di posisi pertama kembali diduduki oleh saham emiten penyedia dunia metaverse, yakni PT WIR ASIA Tbk (WIRG). Saham WIRG sendiri ditutup melonjak 25% ke level harga Rp 440/saham pada perdagangan kemarin.

Sudah tiga hari saham WIRG menduduki posisi pertama dalam saham top gainers, di mana sebelumnya dicetak pada perdagangan Senin lalu, kemudian pada Rabu lalu.

Dalam tiga hari sejak debut perdananya pada Senin lalu, saham WIRG telah melesat hingga 161,9%. Adapun harga awal saham WIRG berada di Rp 168/saham.

Nilai transaksi saham WIRG pada perdagangan kemarin mencapai Rp 2,11 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 4,8 juta lembar saham. Namun pada perdagangan kemarin, investor asing mulai melakukan penjualan bersih sebesar Rp 198,35 juta di pasar reguler.

Saham IPO dalam sepekan setelah melantai di bursa memang cenderung akan melesat dan menyentuh level auto rejection atas (ARA) beberapa kali seiring tingginya minat terhadap saham baru. Bahkan, melesatnya saham IPO bisa terjadi hingga dua pekan setelah debut perdananya.

Faktor penggerak lainnya yakni target kinerja 2022, di mana perseroan menargetkan kinerja tahun 2022 bisa melampaui performa tahun-tahun sebelumnya.

Direktur Utama WIR ASIA, Michel Budi Wirjatmo mengatakan pada tahun 2022, WIR Group akan berfokus pada penyediaan jasa teknologi berbasis augmented reality (AR) dengan menggabungkan teknologi virtual reality (VR), artificial intelligence (AI), internet of things (IoT), dan teknologi pendukung lainnya.

Sedangkan di posisi kedua terdapat saham emiten perhotelan bintang 2 dan penyewaan kendaraan yakni PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA), yang harganya melonjak 24,84% ke posisi harga Rp 392/saham.

Nilai transaksi saham ESTA kemarin mencapai Rp 1,36 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 3,63 juta lembar saham. Seperti saham WIRG, asing juga melepas saham ESTA sebesar Rp 400 ribu di pasar reguler.

Sebelumnya, pihak bursa meminta penjelasan kepada perseroan terkait Permintaan Penjelasan atas Volatilitas Transaksi Efek pada Rabu kemarin.

Perseroan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan PMHMETD I yang mana hal ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 1 April 2022, dan juga Perseroan telah menyampaikan Keterbukaan Informasi terkait PMHMETD I.

Namun, Esta Multi Usaha tidak mengetahui fakta material bahwa PMHMETD dapat mempengaruhi nilai efek Perseroan yang dapat mempengaruhi keputusan investasi pemodal.

Selain saham WIRG dan ESTA, beberapa saham lainnya juga menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin, yakni saham emiten properti PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) yang terbang 23,81% ke level Rp 780/saham.

Kemudian ada saham emiten industri konstruksi yakni PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND), yang harganya melesat 23,53% ke posisi Rp 84/saham.

Berikutnya di posisi ke-10, terdapat saham emiten operasional kerja ulang sumur dan perawatan sumur minyak dan gas yakni PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS) yang terapresiasi 12,07% ke level Rp 65/saham.

Seiring cerahnya kembali IHSG pada perdagangan Kamis kemarin, deretan saham ini menjadi top losers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Di posisi pertama terdapat saham emiten jasa layanan teknologi riset dan pengembangan rekayasa material dan nanoteknologi yakni PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO), yang ditutup ambles 7,78% ke level harga Rp 83/saham.

Nilai transaksi saham NANO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 6,96 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 82,38 juta lembar saham. Investor asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp 23,46 juta di pasar reguler.

Saham NANO sendiri memang sudah menjadi saham top losers sejak Senin awal pekan ini dan berlanjut pada esok harinya.

Saham NANO juga masih terbilang baru di bursa, pasalnya saham ini baru melantai di bursa pada awal Maret lalu, yakni 10 Maret 2022.

Sebelumnya, harga penawaran umum (initial public offering/IPO) saham NANO ditetapkan di Rp 100/saham. Namun dalam sepekan terakhir saja, harganya sudah ambles hingga 34,13%. Bahkan dalam sebulan terakhir, harga saham NANO ambrol 24,55%.

Sedangkan di posisi kedua terdapat saham emiten jasa investasi dan penyewaan gedung kantor yakni PT Charnic Capital Tbk (NICK), yang harganya ambles 6,96% ke posisi harga Rp 535/saham.

Nilai transaksi saham NICK kemarin mencapai Rp 118,87 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 219,2 ribu lembar saham.

Belum diketahui mengapa saham NICK menjadi top losers pada perdagangan kemarin. Namun dari pergerakan sahamnya selama sepekan terakhir, saham NICK masih mencatatkan koreksi hingga 10,83%. Bahkan sepanjang tahun ini (year-to-date/YTD), saham NICK tercatat ambles hingga 28,67%.

Dari aksi korporasi, perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 12 Mei mendatang.

Sedangkan di posisi ketiga, terdapat saham emiten jasa penyedia layanan pos dan giro dengan nama dagang "Garuda Express Delivery" yakni PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) yang harganya ambrol 6,94% ke level harga Rp 805/saham.

Nilai transaksi saham TNCA kemarin mencapai Rp 5,08 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 6,19 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham TNCA sebesar Rp 62,28 juta di pasar reguler.

Saham TNCA sudah masuk ke jajaran top losers pada perdagangan Rabu lalu, di mana saham TNCA sempat menduduki posisi kedua.

Secara pergerakannya, saham TNCA dalam sepekan terakhir masih mencatatkan koreksi hingga 26,15%. Bahkan sepanjang tahun ini (YTD), saham TNCA juga masih terkoreksi hingga mencapai 68,43%.

Sedangkan saham-saham top losers lainnya pada perdagangan kemarin yakni saham emiten penjualan dan distribusi produk fotografi yakni PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) yang anjlok 6,91% ke level Rp 2.170/saham.

Berikutnya ada saham emiten properti yakni PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE) yang ambrol 6,9% ke posisi Rp 675/saham.

Di antara saham-saham top losers kemarin, juga ada saham emiten bank digital syariah yakni PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), yang harganya merosot 6,77% ke level Rp 2.340/saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular