
Ini 5 Saham BUMN Paling 'Seksi' 2022, Mau Borong Ga?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rapor keuangan moncer sejumlah emiten BUMN sepanjang 2021 turut menular ke kinerja harga sahamnya. Didominasi emiten tambang, sedikitnya 5 saham emiten BUMN sukses melonjak tinggi melampaui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks IDXBUMN20 sejak awal tahun (ytd).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (7/4/2022), pukul 09.45 WIB, IHSG sudah melesat 8,31% secara ytd. Sementara, IDXBUMN20 melonjak 10,25% sepanjang 2022.
Berikut daftar 5 saham emiten pelat merah dengan apresiasi harga tertinggi di antara yang lainnya sepanjang tahun ini.
Kinerja 5 Saham BUMN Paling Moncer di 2022
Kode Ticker | Harga per 7 April (Rp) | % YtD |
TINS | 1,940 | 33.33 |
PTBA | 3,460 | 27.68 |
ANTM | 2,780 | 23.56 |
BBNI | 8,175 | 21.11 |
BBRI | 4,650 | 13.14 |
Sumber: BEI, RTI | Per 7 April 2022, pukul 09.45 WIB
Dari data di atas, ada 3 saham emiten tambang, yakni PT Timah Tbk (TINS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sisanya, duo perbankan besar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Saham emiten produsen nikel TINS menjadi pemimpin 'klasemen' dengan kenaikan 33,33% secara ytd. Demikian pula dengan emiten produsen nikel lainnya ANTM yang melesat 23,56% ytd.
Kenaikan kedua saham tersebut tak lepas dari lonjakan harga nikel dunia di tengah peningkatan permintaan dan kecamuk perang. Sejak awal tahun, harga kontrak berjangka nikel di London Metal Exchange (LME) sudah melonjak 60,5%.
Booming komoditas sendiri membuat mencetak laba Rp 1,3 triliun pada 2021 dibandingkan dengan rugi Rp 341 miliar pada 2020. Padahal, pendapatan perseroan tercatat mengalami penurunan sepanjang 2021.
Pendapatan tercatat sebesar Rp 14,6 triliun sepanjang 2021, turun 4% dibandingkan dengan Rp 15,2 triliun pada 2020.
Usut punya usut, lonjakan laba bersih turut ditopang oleh penurunan beban pokok pendapatan. Sepanjang 2021, beban pokok pendapatan Timah turun 21% menjadi Rp 11,17 triliun dibandingkan dengan Rp 14,09 triliun pada 2020.
Setali tiga uang, ANTM juga sukses membukukan kenaikan laba bersih 61,98% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,86 triliun sepanjang 2021.
Perolehan tersebut naik signifikan dibandingkan dengan laba bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,15 triliun.
Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh penjualan Antam yang naik 40,45% yoy dari Rp 27,37 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 38,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Tidak ketinggalan, saham emiten batu bara PTBA juga melonjak 27,68% sejak awal tahun.
Harga batu bara yang melambung tinggi juga membuat PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp 7,9 triliun pada 2021. Angka tersebut tumbuh 231,4% dibandingkan dengan Rp 2,39 triliun pada 2020.
Sepanjang tahun lalu, pendapatan tercatat mencapai Rp 29,26 triliun, melonjak 68,9% dari Rp 17,3 triliun pada tahun sebelumnya.
Terakhir, BBNI dan BBRI secara berturut-turut melesat 21,11% dan 13,14% secara ytd.
Kinerja keuangan kedua bank tersebut pun tokcer.
BNI membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk secara konsolidasian senilai Rp 10,89 triliun sepanjang tahun 2021.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, Rabu (26/1/2022), perolehan laba bersih tersebut naik signifikan dari periode yang sama di tahun 2020 senilai Rp 3,28 triliun.
Sementara itu, laba bersih bank secara individual (bank only), tercatat sebesar Rp 10,68 triliun sampai dengan Desember 2021 dari tahun sebelumnya Rp 2,75 triliun.
Pada tahun 2021, bank bersandi BBNI ini tercatat membukukan pendapatan bunga secara konsolidasian Rp 50,02 triliun turun dari tahun sebelumnya Rp 56,17 triliun.
BRI membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 31,06 triliun secara konsolidasian.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, laba bersih tersebut meningkat 66,53% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp 18,65 triliun.
Sedangkan, secara individual (bank only), BRI mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp 32,21 triliun per Desember 2021 dari tahun sebelumnya Rp 18,35 triliun, atau meningkat 75,53%.
Meningkatnya perolehan laba bersih perseroan sejalan dengan meningkatnya pendapatan bunga menjadi sebesar Rp 143,52 triliun pada akhir 2021 dari tahun sebelumnya Rp 135,76 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN