
The Fed Makin Galak, Harga Perak Menciut

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia masih belum keluar dari tren sideways meskipun eskalasi geopolitik di Eropa Timur masih berlangsung. Tekanan datang dari pandangan hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed.
Pada Kamis (7/4/2022) pukul 08:57 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 24,4/ons, melemah 0,12% dibandingkan posisi kemarin.
The Fed telah merilis notula hasil pertemuan 15-16 Maret lalu. Hasilnya bank sentral Negeri Paman Sam itu sepakat mengurangi neraca keuangannya sebesar US$ 95 miliar per bulan.
Selain itu, The Fed juga mempertimbangkan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan berikutnya. Hal ini berarti The Fed all out bertempur dengan inflasi.
"Banyak peserta rapat mencatat bahwa-dengan inflasi di atas target Komite (Pasar Terbuka Federal/FOMC), risiko inflasi masih meninggi, dan Fed Funds Rate di bawah estimasi peserta pasar dalam jangka panjang-mereka condong pada kenaikan sebesar 50 basis poin di rentang waktu yang ditargetkan," demikian tertulis dalam risalah rapat tersebut.
Sikap agresif The Fed membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar melesat ke 2,65%, yang merupakan level tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
Pada bulan lalu, The Fed telah menaikkan suku bunga pertama kali sejak tiga tahun lalu ke 0,25-0,5%, mengakhiri tren suku bunga murah. Proyeksi bahwa suku bunga akan berakhir di 1,75-2% pada akhir tahun ini. Hal ini merupakan respons terhadap inflasi yang sudah terlampau panas di Negeri Paman Sam.
Akan tetapi pasar memandang The Fed akan lebih agresif dalam mendinginkan inflasi AS yang mencapai 7,9%. Ekspektasinya The Fed akan menaikkan suku bunga 50 basis poin pada Mei, Juni, dan Juli untuk membawa suku bunga menjadi 2,5-2,75% pada akhir tahun ini.
Suku bunga yang naik jadi "musuh" bagi aset safe haven seperti emas dan perak. Sebab akan meningkatkan biaya peluang membeli aset logam mulia tersebut yang tidak memiliki imbal hasil.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap Suku Bunga AS Naik Lebih Cepat, Harga Perak Lemas