Analisis Teknikal

Kalau Lihat Teknikal, IHSG Nada-nadanya Masih Bakal Koreksi

Putra, CNBC Indonesia
07 April 2022 06:06
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles 0,62% di level 7.104,22 pada perdagangan kemarin, Rabu (6/4/22) setelah dua hari beruntun cetak rekor.

Meskipun terkoreksi, asing masih saja lanjut memborong saham-saham domestik. Net buy asing di seluruh pasar mencapai Rp 708,5 miliar kemarin.

Pergerakan IHSG juga senada dengan mayoritas bursa saham Asia yang terbenam di zona merah. Indeks Nikkei bahkan melemah sampai 1,58% kemarin.

Sementara itu indeks KLCI Malaysia dan VN Vietnam muncul sebagai jawara dengan penguatan masing-masing 0,45% dan 0,19%.

Untuk perdagangan hari ini, investor masih perlu mencermati sentimen amblesnya harga saham-saham teknologi AS.

Investor terus mencermati perkembangan tentang potensi pengetatan kebijakan moneter the Fed yang bakal lebih agresif yang sudah disinyalkan oleh salah seorang pejabat pentingnya.

Kabar yang membuat pasar keuangan bergejolak datang dari Gubernur Federal Reserve Lael Brainard yang mengatakan bahwa pihaknya perlu menurunkan neracanya "secara cepat" untuk menekan inflasi.

"Inflasi terlalu tinggi dan dan menyimpan risik kenaikan lanjutan," tuturnya, dikutip CNBC International.

Di sisi lain investor juga memantau perkembangan perang antara Rusia dengan Ukraina yang sudah berlangsung satu bulan lebih dan belum menemukan titik temu.

Untuk perdagangan hari ini, investor juga dapat mencermati aspek teknikal yang akan diulas di bawah ini.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa sempat menyentuh level resisten terdekat di 7.147. Namun indeks terus melorot menjauhi level resiten tersebut.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak turun setelah sempat menyundul level jenuh belinya yang mengindikasikan penguatan momentum jual. RSI ditutup di level 62,2 namun dengan penutupan tersebut indeks belum menunjukkan tanda-tanda jenuh jual.

Dengan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 juga tampak mendekati garis EMA 26. Bar histogram yang bergerak di zona positif juga mulai melemah.

Jika mempertimbangkan aspek teknikal dan sentiment, patut diwaspadai koreksi dapat berlanjut hari ini. IHSG berpotensi menguji level 7.013-7.147 untuk perdagangan hari ini.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular