
Modal Belasan Ribu Borong Saham? Bisa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Beerinvestasi di saham-saham blue chip memang menarik. Namun, butuh dana yang tidak sedikit untuk memilih saham ini.
Contohlah untuk membeli saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di harga Rp 7.750/unit, investor harus menggelontorkan dana sebesar Rp 775 ribu per lot.
Untuk menyiasati hal tersebut, investor dapat memilih saham-saham yang harga per sahamnya lebih murah sehingga dengan satuan lot yang sama, modalnya lebih terjangkau.
Saham-saham dengan harga nominal di atas Rp 50/saham sampai Rp 200/saham dapat dikoleksi dengan modal hanya Rp 5.000 hingga Rp 20.000 untuk satu lot-nya.
Hanya saja, saham-saham dengan harga nominal mendekati gocap memang cenderung lebih berisiko apalagi saham-saham ini biasanya masuk kategori second dan third liner.
Sebenarnya problem ini bisa diatasi karena memang tidak semua saham dengan harga nominal rendah memiliki kualitas buruk.
Investor dapat melihat setidaknya beberapa faktor seperti nilai kapitalisasi pasar, likuiditas, valuasi, sektor hingga sentimen. Dari 181 saham dengan harga nominal Rp 51-200/saham ada 5 saham yang sebenarnya menarik dicermati karena memenuhi lima faktor ini.
Berikut adalah daftar dengan harga nominal murah yang dapat menjadi cermatan investor.
PT Bank Ganesha Tbk (BGTG)
Dengan harga saham penutupan di Rp 193 kemarin Rabu (6/4/2), saham perbankan mini ini patut dicermati. Alasan pertama adalah valuasi. Dengan harga penutupan kemarin, saham BGTG ditransaksikan di 1x nilai bukunya (Price to Book Value/PBV).
Selain itu, dari sentimen juga mendukung. Mengacu pada ketentuan OJK yang mewajibkan bank memiliki modal inti minimal Rp 3 triliun di 2022, BGTG masih belum mencapai kualifikasi tersebut. Artinya masih ada peluang untuk melakukan aksi korporasi seperti rights issue untuk memenuhi modal inti.
Apalagi story terkait bank mini yang dirombak menjadi digital bank juga memberikan hype tersendiri di pasar terrlebih jika ternyata BGTG dijual kepada investor strategis untuk mengembangkan digital bank ini.
PT Bank Victoria Tbk (BVIC)
Senada dengan BGTG, saham BVIC juga diliputi sentimen positif terkait adanya aksi korporasi. Belum lama ini, ada aksi korporasi berupa divestasi anak usaha syariahnya oleh fintech Amartha. Valuasi BVIC juga masih tergolong murah karena ditransaksikan di 0,63x PBV di harga Rp 178/unit.
PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS)
Saham DMAS, menjadi saham ketiga yang menarik untuk dijadikan watch list. Memang sentimen negatif yang meliputi adalah didepaknya emiten developer ini dari konstituen indeks IDX High Dividend 20. Namun sebenarnya secara praktik good corporate governance, saham ini menarik karena sempat masuk indeks yang prestige dan pantauan pelaku pasar. Secara valuasi, saham DMAS juga masih murah karena hanya ditransaksikan di 1,54x PBV. Emiten yang dikendalikan oleh Sinarmas Group ini juga diuntungkan karena bergerak di bidang logistik pergudangan dimana meledaknya transaksi E-Commerce menguntukan sektor logistik.
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)
Di posisi keempat ada saham telekomunikasi yaitu FREN. Saham FREN menjadi salah satu saham yang dapat dikoleksi dengan modal di bawah Rp 10 ribu untuk satu lotnya. Di sisi lain secara sektoral, sentimen yang berkembang juga sedang hot dengan adanya aksi konsolidasi antara emiten dan berbagai aksi korporasi seperti M&A di sektor telekomunikasi. FREN juga dikabarkan akan kedatangan investor baru dan adanya konsolidasi bisnis dengan perusahaan telekomunikasi lain.
PT MNC Land Tbk (KPIG)
Terakhir ada saham KPIG yang juga memiliki valuasi murah karena hanya ditransaksikan di 0,34x PBV. Padahal sentimen positif yang berkembang adalah, emiten milik MNC Group ini akan masuk ke pengembangan bisnis data center yang sedang hot.
Berikut adalah ringkasan dari berbagai faktor yang menarik untuk dicermati dari kelima saham tersebut :
Saham | Harga/Saham | Modal/Lot | PBV | Market Cap |
BGTG | 193 | 19,300 | 1.00 | 3.18 |
BVIC | 179 | 17,900 | 0.63 | 1.88 |
DMAS | 186 | 18,600 | 1.54 | 8.96 |
FREN | 77 | 7,700 | 1.87 | 23.72 |
KPIG | 100 | 10,000 | 0.34 | 8.06 |
Itulah tadi kelima saham yang dapat masuk pantauan radar investor ritel bermodal cekak. Sekali lagi artikel ini tidak ditulis untuk memberi rekomendasi jual ataupun beli saham-saham tertentu karena keputusan investasi harus kembali ke tangan masing-masing investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(RCI/RCI)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000