
Ikut Bursa DK OJK, Eks Bos PPATK Fokus Benahi Perbankan

Jakarta, CNBC Indonesia - Fit and proper test calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK-OJK) tengah berlangsung di Komisi XI DPR RI. Dari 14 calon, ada 8 calon yang hari ini mengikuti uji kelayakan.
Salah satunya yang ikut tes ini adalah mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Dian Ediana Rae.
Dalam pemaparannya, ia mengatakan jika terpilih menjadi anggota OJK maka akan fokus dalam pembenahan perbankan di Indonesia yang pengawasannya dinilai masih tidak merata.
"Ada gap pengaturan dan pengawasan yang masih sangat lebar antara satu lembaga ke lembaga lain, apakah itu bank pasar modal dan IKNB dan lain. Ini juga terjadi di sistem perbankan," ujarnya dalam ruang rapat Komisi XI DPR RI, Rabu (6/4/2022).
![]() Dian Ediana Rae (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
Menurutnya, bank di Indonesia ada banyak variasinya. Ada bank umum milik pemerintah, ada yang khusus di daerah dan ada juga bank swasta yang semuanya terdiri dari buku 1 hingga 4.
Tak hanya itu bank di Indonesia juga ada yang sangat kecil atau sering disebut mikrofinance hingga BPR yang memerlukan pengawasan yang baik.
Oleh karenanya, saat menjadi anggota DK OJK nanti ia berencana untuk membuat terobosan pengawasan yang lebih mencakup semua aspek di seluruh perbankan baik besar maupun kecil.
"Bisa kita bayangkan pengawasan sistem keuangan ini secara efektif tanpa ada terobosan regulasi dan pengawasan, sehingga saya beranggapan sistem pengawasan dan regulasi harus disesuaikan dengan berbagai perkembangan complicated saat ini," pungkasnya.
Dalam pandangan Dian, kasus Jiwasraya dan Asabri adalah contoh bagaimana pengawasan patut diperkuat. Diharapkan ini tidak merambat pada sektor keuangan lainnya.
"Kita sudah menyaksikan apa yang terjadi di depan kita seperti Jiwasraya, Asabri, dan berbagai asuransi lainnya yang kita hadapi. Kemudian di dalam masih ada persoalan dengan sektor keuangan lainnya," ujarnya.
Menurutnya, masalah yang terjadi di Jiwasraya dan Asabri adalah persoalan yang sangat mengganggu stabilitas sistem keuangan dan juga menurunkan kepercayaan publik terhadap OJK.
Sehingga, kedepannya peran para anggota OJK yang baru terutama dirinya menjadi sangat penting untuk bisa mengatasi agar permasalahan yang serupa tidak terjadi.
"Jadi bagaimana kita bisa memainkan peranannya yang optimal yang harus diatasi. Permasalahan ini tentu harus diselesaikan," imbuhnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Sentral Inggris Kerek Lagi Bunga Acuan