Wah! Duo Saham Bumi Duduk di Top Gainers, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Duo saham Grup Bakrie, emiten tambang batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usahanya PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), berada di deretan 5 besar top gainers pada sesi I perdagangan hari ini, Rabu (6/5/2022).
Kedua saham tersebut melanjutkan kenaikan setidaknya sejak Selasa kemarin (5/4).
Berikut saham-saham top gainers siang ini, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI).
Delta Dunia Makmur (DOID), naik +17,84%, ke Rp 535/unit. Nilai transaksi Rp 211,9 M
Arkadia Digital Media (DIGI), +15,15%, ke Rp 76/unit. Nilai transaksi Rp 8,9 M
Bumi Resources Minerals (BRMS), +9,26%, ke Rp 236/unit. Nilai transaksi Rp 279,2 M
Era Mandiri Cemerlang (IKAN), +8,54%, ke Rp 89/unit. Nilai transaksi Rp 8,6 M
Bumi Resources (BUMI), +6,67%, ke Rp 64/unit. Nilai transaksi Rp 132,2 M
Menurut data di atas, saham emiten batu bara DOID melonjak 17,84% ke posisi Rp 535/unit.
Dengan ini, saham DOID telah mencatatkan reli kenaikan selama 4 hari beruntun. Praktis, dalam sepekan saham DOID sudah melompat 33,08%.
Selain DOID, saham DIGI juga melejit 15,15%, setelah kemarin ditutup naik 3,13%. Sejauh ini, belum ada informasi material teranyar yang diumumkan DIGI di laman website BEI.
Setali tiga uang, seperti disebutkan di atas, saham BRMS dan BUMI masing-masing terapresiasi 9,26% dan 6,67% siang ini.
Dalam sepekan, saham BRMS mendaki 16,83% dan saham BUMI naik 12,28%.
Untuk saham BUMI dan DOID, sentimen kenaikan harga batu bara tampaknya mendorong investor untuk beramai-ramai mengoleksi saham tersebut.
Harga batu bara melesat setelah Uni Eropa mempertimbangkan sanksi baru kepada Rusia. Pada perdagangan Selasa (5/4), harga batu bara kontrak Mei ditutup di US$ 280/ton, melonjak 8,25% dibandingkan hari sebelumnya.
Level harga US$ 280/ton adalah yang tertinggi sejak 15 Maret 2022 atau dalam 20 hari terakhir. Kenaikan tajam tersebut juga kembali mendekatkan harga batu bara ke level US$ 300/ton setelah melemah sejak pertengahan Maret.
Dalam sepekan, harga batu bara sudah menguat 11,08% tetapi dalam sebulan masih turun 31,21%. Dalam setahun, harga si batu hitam meroket 210,77%.
Lonjakan tajam harga batu bara dipicu oleh rencana Uni Eropa untuk memberikan sanksi baru terhadap Rusia. Sanksi baru termasuk larangan impor batu bara Rusia yang akan dilakukan Uni Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/vap)