Pasca Rekor Terus, Hari Ini IHSG Kehabisan Gas Dibuka Merah
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah. Indeks dibuka melemah 0,28% di level 7.128,41 pada perdagangan Rabu (06/04/22).
Selang 10 menit perdagangan berlangsung, IHSG mencoba rebound, namun tetap bergerak di zona merah dengan koreksi 0,8% di level 7.143,35.
Asing terpantau melakukan pembelian saham dengan net buy Rp 36,4 miliar di seluruh pasar pada perdagangan pagi ini.
Saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp 15 miliar dan Rp 10 miliar.
Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi dua saham paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 23 miliar dan Rp 7 miliar.
Mayoritas bursa saham Asia bergerak di zona merah pagi ini. Koreksi IHSG terbilang tipis jika dibandingkan dengan Bursa Benua Kuning lain. Indeks Nikkei memimpin pelemahan dengan koreksi 1,93%.
Semalam bursa saham AS juga ditutup melemah mengakhiri reli dua hari sepanjang minggu ini. Indeks Dow Jones drop 0,8% sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite ambles masing-masing 1,26% dan 2,36%.
Kabar yang membuat pasar keuangan bergejolak datang dari Gubernur Federal Reserve Lael Brainard yang mengatakan bahwa pihaknya perlu menurunkan neracanya "secara cepat" untuk menekan inflasi.
"Inflasi terlalu tinggi dan menyimpan risiko kenaikan lanjutan," tuturnya, dikutip CNBC International.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), lanjut dia, perlu secara bertahap mendongkrak suku bunga acuan (Fed Funds Rate). Deutsche Bank menjadi bank di Wall Street pertama yang memprediksi resesi AS akhir 2023 atau awal 2024 karena agresivitas The Fed memerangi inflasi.
Sinyal resesi terpantau dari terbentuknya kurva inversi imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS, di mana yield obligasi tenor 2 tahun berada di 2,461% dan yield obligasi tenor 10 tahun di 2,45%. Yield obligasi tenor 5 tahun melesat ke 2,6%, tapi tenor 30 tahun hanya di kisaran 2,51%.
Investor masih menunggu risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang dijadwalkan akan dirilis pada Rabu (6/4) waktu setempat, yang memberikan gambaran lebih lanjut tentang jalur kenaikan suku bunga acuan.
Di sisi lain IHSG yang sudah berkali-kali mencetak rekor tertinggi barunya dalam sejarah juga membuka peluang terjadinya aksi profit taking oleh para investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)