Analisis Teknikal

Masih Kuat di Atas 7.100, IHSG Bisa Lanjut Nanjak ?

Putra, CNBC Indonesia
05 April 2022 12:41
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi I perdagangan Selasa (5/4/2022) dengan penguatan tipis 0,1% di level 7.123,38.

Untuk diketahui, level 7.123 tersebut merupakan level tertinggi baru IHSG. Di awal perdagangan IHSG langsung melesat. Namun tak lama setelah itu indeks berbalik arah dan sempat mencicipi zona koreksi.

Untungnya IHSG berhasil rebound dan untuk hari ini indeks acuan bursa saham nasional tersebut bergerak di rentang 7.110 sebagai level terendah dan 7.142 sebagai level tertinggi.

Arus dana asing kembali memasuki pasar saham domestic. Hal tersebut tercermin dari aksi net buy asing di pasar reguler senilai hampir Rp 344 miliar.

Mayoritas bursa saham Asia juga bergerak di zona hijau hari ini. Indeks Nikkei dan Strait Times keduanya naik 0,26% dan 0,31%.

Sementara itu indeks saham bursa AS juga ditutup menghijau semalam. Indeks Nasdaq Composite bahkan melesat sampai 1,9%.

Aset-aset berisiko seolah tampak tak mengindahkan sinyal resesi yang muncul dari pembalikan kurva imbal hasil dan kenaikan harga minyak mentah dunia yang bisa memicu terjadinya risiko stagflasi.

Setelah kembali mencetak rekor di sesi I, apakah pamor IHSG akan redup atau malah bersinar? Simak ulasan teknikal berikut.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks sempat bergerak menembus level resisten terdekatnya di 7.126.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Perlu diwaspadai, saat ini RSI sudah berada di sekitar area jenuh belinya. Sementara itu dari sisi indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 menjauhi EMA 26 dan bar histogram menguat di area positif.

Jika melihat indikator teknikal, ada kemungkinan IHSG berpotensi balik arah di sesi II. Setidaknya IHSG akan menguji level 7.081-7.126 di sesi II.

Level support terdekat IHSG berada di 7.081. Apabila level ini tertembus IHSG berpeluang menguji level support selanjutnya di 7.036.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular